Situs Mawangdui di Changsha, ibu kota Provinsi Hunan, China, menarik perhatian internasional pada 1970-an saat tim peneliti membuka sebuah peti mati dan menemukan jenazah wanita yang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda pembusukan.
Changsha, China (Xinhua) – Museum Hunan membuka akses basis data digital terkait Makam Mawangdui yang terkenal di dunia untuk perguruan tinggi dan perusahaan pada Senin (8/1), menjadikannya museum terbaru di China yang bertujuan mengubah temuan arkeologis menjadi merek budaya yang populer.
Museum yang berlokasi di Provinsi Hunan, China tengah, itu mengizinkan dua perguruan tinggi dan 12 perusahaan, termasuk sebuah merek minuman teh yang populer dan platform video daring Mango TV, untuk secara bebas memanfaatkan sumber daya digital Mawangdui.
Terletak di Changsha, ibu kota Provinsi Hunan, Mawangdui merupakan lokasi makam megah Marquis Dai pada era Dinasti Han (202 SM-220 M), beserta istri dan putranya.
Situs Mawangdui di Changsha menarik perhatian internasional pada 1970-an saat tim peneliti membuka sebuah peti mati dan menemukan jenazah wanita yang tidak menunjukkan adanya tanda-tanda pembusukan. Jenazah tersebut, yang saat ini diawetkan di museum itu, diyakini merupakan seorang wanita bernama Lady Xin Zhui, istri Marquis Dai.
Museum itu pada Senin juga menandatangani perjanjian dengan lebih dari 30 tim dalam industri kreatif dan budaya untuk mengembangkan produk-produk digital yang berkaitan dengan kehidupan pada 2.000 tahun silam, mengambil inspirasi dari 3.000 lebih artefak yang ditemukan di makam tersebut, termasuk garmen, alat musik, dan resep medis yang pernah digunakan pada masa Dinasti Han.
Laporan: Redaksi