Sistem kesehatan di Yaman terancam ambruk, dengan 10 juta warga Yaman, termasuk 7,9 juta anak-anak, tidak memiliki akses untuk mendapatkan layanan kesehatan, sementara sekitar 1,1 juta anak di Yaman menderita malanutrisi akut dan 2,9 juta wanita usia subur kekurangan pelayanan maternal.
Sanaa, Yaman (Xinhua) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengajukan permohonan dana bantuan senilai 392 juta dolar AS untuk memberikan dukungan kesehatan esensial kepada 12,9 juta warga Yaman pada 2023.
“Yaman membutuhkan dukungan mendesak dan kuat dari donor internasional dan para mitra lainnya untuk secara efektif mencegah kemungkinan ambruknya sistem kesehatan di Yaman,” papar pernyataan WHO seperti dikutip Adham Abdel Moneim Ismail, Perwakilan WHO di Yaman, pada Ahad (26/2).
Seruan itu disampaikan menjelang acara perjanjian tingkat tinggi untuk krisis kemanusiaan di Yaman, kegiatan penggalangan dana yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar pada Senin (27/2) di Jenewa, Swiss.
“Pendanaan baru sebesar 392 juta dolar AS diperlukan oleh sektor kesehatan Yaman untuk memastikan bahwa fasilitas kesehatan yang kewalahan dapat terus memberikan layanan yang paling mendasar sekali pun kepada 12,9 juta orang rentan,” ujar perwakilan WHO itu, menambahkan bahwa dana saat ini yang dijanjikan untuk Klaster Kesehatan (Health Cluster) yang dipimpin WHO hanya setara 3,5 persen dari jumlah yang dibutuhkan.
Menurut pernyataan tersebut, 10 juta warga Yaman, termasuk 7,9 juta anak-anak, tidak memiliki akses untuk mendapatkan layanan kesehatan. Sekitar 1,1 juta anak di Yaman menderita malnutrisi akut dan 2,9 juta wanita usia subur kekurangan pelayanan maternal.
Yaman terperosok dalam perang sipil sejak akhir 2014 ketika milisi Houthi yang didukung Iran merebut beberapa provinsi di wilayah utara dan memaksa pemerintah Yaman yang didukung Arab Saudi keluar dari Sanaa, ibu kota negara tersebut.
Perang telah menewaskan puluhan ribu orang, memaksa 4 juta orang mengungsi, dan mendorong Yaman ke jurang kelaparan.
*1 dolar AS = 15.216 rupiah
Laporan: Redaksi