Sistem fotovoltaik Jerman mendapat pasokan terbesar dari China, menyediakan sekitar 87 persen impor ekonomi terbesar Eropa itu pada 2022.
Berlin, Jerman (Xinhua) – China merupakan pemasok sistem fotovoltaik (photovoltaic/PV) nomor satu Jerman, menyediakan sekitar 87 persen impor negara itu pada 2022, seperti diungkapkan Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) pada Rabu (1/3).
Sistem PV yang diimpor dari China bernilai sekitar 3,1 miliar euro, menurut Destatis, sementara Belanda menempati posisi kedua dengan 143 juta euro.
“Sejak penurunan industri surya Jerman,” sebagian besar modul fotovoltaik saat ini dibangun di China, menurut sebuah studi yang dirilis oleh perusahaan jasa audit dan konsultasi PwC Jerman pada akhir tahun lalu.
“Total kapasitas produksi modul surya di Uni Eropa secara signifikan lebih rendah daripada kapasitas masing-masing pemasok China,” ujar Heiko Stohlmeyer, Direktur Energi Terbarukan di PwC Jerman, dalam sebuah pernyataan.
Jerman memiliki target netral iklim pada 2045. Selain itu, pangsa energi terbarukan dalam konsumsi listrik bruto akan meningkat dari 44 persen pada 2022 menjadi setidaknya 80 persen pada 2030. Sistem PV khususnya akan memainkan peran penting saat pangsanya hanya mencapai 10 persen pada tahun lalu.
Transisi energi di ekonomi terbesar Eropa itu “tidak berkembang cukup cepat,” menurut sebuah studi terbaru yang dirilis oleh Asosiasi Industri Energi dan Air Jerman (BDEW) dan perusahaan konsultan Ernst and Young (EY).
“Meskipun fotovoltaik memiliki tingkat ekspansi tertinggi dari semua teknologi pada 2021, masih menjadi pertanyaan apakah target 2030 akan tercapai,” papar studi tersebut.
*1 euro = Rp16.264 rupiah
Laporan: Redaksi