Serangan udara Israel menargetkan Hashem Safieddine, kandidat terkuat untuk menggantikan mendiang pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel pada 27 September 2024.
Beirut, Lebanon (Xinhua/Indonesia Window) – Pesawat-pesawat tempur Israel pada Jumat (4/10) sore waktu setempat melancarkan tiga serangan udara di pinggiran selatan Beirut, dengan dua di antaranya menyasar area al-Hadath-Laylaki dan serangan ketiga menyasar area di sekitar Stadion Al-Rayah, demikian dilaporkan kantor berita pemerintah Lebanon, National News Agency (NNA).
Sejumlah saksi mata mengatakan kepada Xinhua bahwa serangan udara tersebut menghantam bangunan tempat tinggal yang telah dikosongkan akibat serangan mematikan baru-baru ini dan target-targetnya sulit diketahui.
Serangan itu terjadi setelah sebuah pesawat Israel pada pagi hari menargetkan tim pertahanan sipil yang sedang bekerja membersihkan reruntuhan dan mengevakuasi korban yang terluka. Serangan udara itu menewaskan seorang anggota Otoritas Kesehatan Islam yang terkait dengan Hizbullah dan melukai beberapa orang lainnya, ungkap sebuah pernyataan dari kantor media Hizbullah.
Kelompok tersebut menyerukan pemerintah Lebanon dan sejumlah institusi internasional untuk mengecam “aksi biadab” ini, yang melanggar semua norma-norma kemanusiaan dan hukum kemanusiaan internasional, dan bertindak agar tim kemanusiaan dapat melakukan tugas penyelamatan, kata pernyataan itu.
Pada Kamis (3/10) tengah malam, pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan aksi pengeboman paling intens di pinggiran selatan Beirut dalam beberapa pekan terakhir, menghancurkan blok-blok permukiman di sekitar Al-Mreijeh, Jalan Raya Hadi Nasrallah, dan al-Hadath, papar NNA.
Sejumlah laporan media Israel mengatakan bahwa serangan tersebut menargetkan Hashem Safieddine, kandidat terkuat untuk menggantikan mendiang pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, yang tewas dalam serangan udara Israel pada 27 September.
Nasib Safieddine, kepala dewan eksekutif Hizbullah, masih belum diketahui, dan baik Israel maupun Hizbullah tidak memberikan komentar apa pun terkait serangan tengah malam itu.
Israel baru-baru ini mengintensifkan serangan udara di Beirut dan daerah pinggirannya, sebagian besar menyasar para pejabat dan fasilitas Hizbullah. Pada saat yang sama, Israel juga melancarkan apa yang disebutnya sebagai operasi darat “terbatas” ke Lebanon.
Eskalasi Israel semakin menyulut bentrokan yang sedang berlangsung dengan Hizbullah yang dimulai pada 8 Oktober 2023, ketika Hizbullah menembakkan roket ke Israel untuk mendukung Hamas di Jalur Gaza, yang memicu tembakan dan serangan udara balasan Israel di Lebanon tenggara.
Laporan: Redaksi