Industri energi hidrogen China berkembang pesat dengan rencana pembangunan 400 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen dan industri energi hidrogen di Provinsi Jilin, dengan nilai output mencapai 100 miliar yuan pada 2035.
Jakarta (Indonesia Window) – Menyusul rencana nasional yang dirilis pada Maret lalu yang bertujuan untuk mendorong pengembangan industri energi hidrogen, pemerintah daerah di China mempercepat upaya dalam meluncurkan kebijakan dan investasi yang relevan ke sektor yang sedang berkembang pesat tersebut.
Hidrogen dapat dihasilkan dari berbagai energi primer, seperti batu bara dan gas alam. Salah satu energi hidrogen yang dihasilkan dari energi terbarukan disebut hidrogen hijau, yang merupakan arah utama pembangunan sektor energi hidrogen China.
Sebagai basis pembangkit listrik tenaga angin dan fotovoltaik di China timur laut, Provinsi Jilin berencana membangun 400 stasiun pengisian bahan bakar hidrogen dan membangun industri energi hidrogen dengan nilai output mencapai 100 miliar yuan pada 2035.
Di Provinsi Anhui, China tengah, sebuah stasiun pemanfaatan yang terintegrasi hidrogen berskala megawatt dioperasikan pada Juli lalu. Stasiun tersebut membangun sirkulasi rendah karbon antara listrik terbarukan dan hidrogen hijau. Keduanya dapat mengubah listrik yang dihasilkan oleh energi terbarukan menjadi penyimpanan hidrogen dan mengubah hidrogen menjadi listrik.
Selain penyimpanan dan produksi energi, hidrogen juga diterapkan di bidang logistik dan konstruksi.
Pada Juni, produsen truk China FAW Jiefang mengirim 300 kendaraan berbahan bakar sel hidrogen dari Jilin ke pelanggan mereka di Beijing, Shanghai, Shanxi, dan beberapa wilayah lainnya.
Menurut rencana nasional, pada 2025, China akan memiliki sekitar 50.000 kendaraan berbahan bakar sel hidrogen, serta produksi hidrogen tahunannya dari energi terbarukan akan mencapai 100.000 hingga 200.000 ton.
*1 yuan = 2.152 rupiah
Laporan: Redaksi