Banner

PDB di zona euro naik 0,3 persen pada Q2 2024

Seorang pelanggan berbelanja di sebuah supermarket di Berlin, Jerman, pada 24 Mei 2024. (Xinhua/Ren Pengfei)

Perekonomian zona euro mengalami pertumbuhan lebih cepat dari perkiraan pada Q2 2024, yang ditopang oleh rendahnya angka pengangguran dan inflasi yang turun.

 

Brussel, Belgia (Xinhua/Indonesia Window) – Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) yang disesuaikan secara musiman di zona euro dan kawasan Uni Eropa (UE) meningkat 0,3 persen pada kuartal kedua (Q2) 2024, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, menurut data awal yang dirilis pada Selasa (30/7) oleh kantor statistik UE Eurostat.

Pada Q1 2024, PDB di zona euro dan kawasan UE juga mengalami peningkatan sebesar 0,3 persen, lapor kantor tersebut.

Output Jerman mengalami kontraksi sebesar 0,1 persen pada Q2 2024, menurut data Eurostat. Prancis dan Spanyol mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 0,3 persen dan 0,8 persen. Tingkat pertumbuhan tertinggi dicatat oleh Irlandia, dengan peningkatan sebesar 1,2 persen pada Q2 2024. Sebaliknya, Latvia mengalami penurunan pertumbuhan PDB yang cukup signifikan, yakni -1,1 persen, sementara Swedia dan Hongaria juga melaporkan pertumbuhan yang negatif.

Sebuah logo euro terlihat di Frankfurt, Jerman, pada 18 Januari 2024. (Xinhua/Zhang Fan)

Bert Colijn, ekonom senior di ING, menyatakan bahwa kendati perekonomian zona euro mengalami pertumbuhan lebih cepat dari perkiraan pada Q2 2024, pemulihan tersebut masih dilakukan dengan hati-hati, yang ditopang oleh rendahnya angka pengangguran dan inflasi yang turun. Colijn juga menuturkan bahwa tidak ada tanda-tanda akselerasi lebih lanjut perihal pertumbuhan ekonomi di zona euro.

Banner

“Perbedaan-perbedaan di dalam zona euro tetap mencolok,” ujar Colijn, sembari menyatakan bahwa Spanyol terus menjadi mesin pertumbuhan di zona euro, sementara Prancis terlihat lebih sehat dari perkiraan pada Q2 2024, kendati hal ini terutama disebabkan oleh dampak ekspor yang hanya terjadi satu kali saja.

Jerman masih menjadi mata rantai yang lemah dalam perekonomian pascapandemi ini, dan kinerja keseluruhannya (tampak) lesu tanpa kontribusi Spanyol,” imbuhnya.

Colijn juga mengungkapkan kekhawatirannya perihal masa depan, mengutip adanya penurunan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager Index/PMI) di zona euro dalam dua bulan terakhir dan pelemahan manufaktur yang sedang terjadi akibat rendahnya jumlah pesanan. Imbasnya, prospek pada Q3 2024 terlihat tidak menjanjikan, tutur Colijn.

Terkait Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), lingkungan perekonomian saat ini menunjukkan bahwa pemangkasan suku bunga tetap memungkinkan, mengingat permintaan domestik cenderung tidak mendorong inflasi secara signifikan, imbuh Colijn. ECB tetap mempertahankan tingkat suku bunga utama dalam pertemuan pada Juli, menyusul perubahan kebijakan yang signifikan pada Juni, saat bank sentral tersebut memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menandai pemangkasan suku bunga pertamanya sejak September 2019.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan