Banner

Negara-negara Afrika puji kebijakan tarif nol China terhadap negara-negara kurang berkembang

Foto menunjukkan paviliun hewan peliharaan dari Organisasi Perdagangan Luar Negeri Jepang (Japan External Trade Organization/JETRO) di Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ketujuh di Shanghai, China timur, pada 6 November 2024. (Xinhua/Chen Aiping)

Kebijakan tarif nol China bertujuan untuk mendorong peningkatan kerja sama industri melalui perdagangan skala besar, meningkatkan kerja sama China-Afrika, serta mendorong lebih banyak negara Global South untuk bersama-sama mengejar modernisasi.

 

Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) – Mulai 1 Desember 2024, China akan menerapkan kebijakan tarif nol untuk 100 persen lini tarif (tariff line) kepada semua negara kurang berkembang (least developed countrie/LDC) yang memiliki hubungan diplomatik dengan China. Keputusan itu membuat China menjadi negara berkembang pertama serta perekonomian besar pertama yang mengambil tindakan signifikan seperti ini.

Menurut para pengamat, langkah tersebut memenuhi kebutuhan pembangunan negara-negara Global South, menyoroti komitmen China untuk berbagi peluang pembangunan dengan negara-negara di seluruh dunia melalui tindakan nyata.

Hal ini menunjukkan keinginan China untuk lebih lanjut membuka pasarnya dan akan mendorong perdagangan China-Afrika, tutur Christopher Mutsvangwa, anggota Politbiro partai Front Uni-Patriotik Nasional Afrika Zimbabwe (ZANU PF) yang berkuasa di Zimbabwe sekaligus sekretaris ZANU PF untuk informasi dan publisitas, kepada Xinhua dalam sesi wawancara.

Konsumen China menunjukkan minat yang meningkat terhadap produk pertanian Afrika, dengan jeruk Zimbabwe dan produk pertanian lainnya mulai masuk ke pasar China, kata Mutsvangwa.

Banner

Ke depannya, diharapkan bijih wijen dan produk pertanian lainnya juga dapat diterima di pasar China, ujarnya.

Kebijakan tarif nol China
Para petani setempat memanen padi di sebuah lahan percontohan padi hibrida untuk hasil panen tinggi di Mahitsy, Madagaskar, pada 8 Mei 2024. (Xinhua/Sitraka Rajaonarison)

Produk-produk dari Madagaskar, termasuk produk pertanian, tekstil dan pakaian, boga bahari, serta kerajinan tangan, juga mendapat manfaat dari kebijakan tarif nol China, kata Rabenja Claudio, pakar hubungan internasional Malagasi.

Selain dispensasi tarif, China juga tengah menjajaki langkah-langkah komprehensif untuk membantu Afrika dalam mendorong perdagangan, salah satunya dengan memfasilitasi perjanjian perdagangan, mendukung e-commerce lintas perbatasan, dan membantu para ekshibitor dari negara-negara Afrika untuk berpartisipasi dalam berbagai pameran di China, ungkap Yang Baorong, seorang peneliti di Institut China-Afrika.

Dalam Pameran Impor Internasional China (China International Import Expo/CIIE) ketujuh bulan lalu, China menyediakan lebih dari 120 stan gratis bagi ekshibitor dari 37 negara kurang berkembang seraya berfokus pada memamerkan produk pertanian khas dari Afrika.

Tanzania Future Enterprises Company Limited, perusahaan yang memproduksi, memproses, mengemas, dan menjual produk-produk hasil budi daya lebah, merupakan salah satu dari 34 ekshibitor dari Tanzania yang berpartisipasi dalam pameran tersebut.

Jackson Mponela, manajer produksi untuk perdagangan dan pengembangan di perusahaan itu, mengatakan bahwa CIIE membuka jalan bagi produk madu Tanzania untuk memasuki pasar China. Hal itu menjadi langkah penting bagi merek madu Tanzania untuk merambah pasar global.

Banner

Kebijakan-kebijakan China, seperti di antaranya dispensasi tarif, dukungan untuk e-commerce lintas perbatasan, dan berbagai platform seperti pameran, memberikan peluang pertumbuhan yang sangat besar bagi perusahaan Afrika, katanya.

Tahun ini juga menandai debut produk-produk daging kambing Madagaskar di pameran tersebut. Michel Anondraka, direktur jenderal bidang pertanian dan peternakan di Kementerian Pertanian dan Peternakan Madagaskar, menuturkan bahwa pasar China yang besar akan meningkatkan produksi bagi peternak sapi lokal dan mempercepat modernisasi pertanian di negara Afrika tersebut.

Para pakar mengatakan bahwa kebijakan tarif nol untuk 100 persen lini tarif bertujuan untuk mendorong pembangunan melalui perdagangan, serta berfungsi sebagai pendorong yang kuat bagi kerja sama ekonomi di negara-negara Global South.

“Afrika merupakan benua dengan jumlah negara kurang berkembang terbesar, dan kebijakan tarif nol China bertujuan untuk mendorong peningkatan kerja sama industri melalui perdagangan skala besar, meningkatkan kerja sama China-Afrika, serta mendorong lebih banyak negara Global South untuk bersama-sama mengejar modernisasi,” kata Yang.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan