Banner

Rusia pangkas pasokan gas ke Eropa, pukul harapan setelah kesepakatan gandum Ukraina

Ilustrasi. Rusia akan memotong kembali pasokan gas ke Eropa sebagai pukulan bagi negara-negara yang telah mendukung Ukraina, tak lama setelah mencuat harapan bahwa tekanan ekonomi dapat mereda pekan ini dengan dimulainya kembali ekspor biji-bijian melalui Laut Hitam. (Alexey Hulsov from Pixabay)

Politisi di Eropa telah berulang kali mengatakan Rusia dapat memotong gas musim dingin ini, sebuah langkah yang akan mendorong Jerman ke dalam resesi dan merugikan konsumen yang sudah terkena inflasi yang melonjak.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Rusia akan memotong kembali pasokan gas ke Eropa sebagai pukulan bagi negara-negara yang telah mendukung Ukraina, tak lama setelah mencuat harapan bahwa tekanan ekonomi dapat mereda pekan ini dengan dimulainya kembali ekspor biji-bijian melalui Laut Hitam.

Kapal pertama dari Ukraina dapat berlayar dalam beberapa hari di bawah perjanjian yang disepakati pada Jumat (22/7), kata PBB, meskipun ada serangan udara Rusia pada akhir pekan terhadap pelabuhan Ukraina Odesa.

Melonjaknya biaya energi dan ancaman kelaparan yang dihadapi jutaan orang di negara-negara miskin menunjukkan bagaimana konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua, yang sekarang memasuki bulan keenam itu telah berdampak lebih jauh dari Ukraina.

Militer Ukraina pada Selasa melaporkan serangan rudal jelajah Rusia di wilayah selatan, dan bahwa pasukan Ukraina telah mencapai target musuh. Kementerian pertahanan Rusia tidak segera menjawab permintaan komentar di luar jam kerja.

Presiden Vladimir Putin memperingatkan Barat awal bulan ini bahwa sanksi berisiko memicu kenaikan harga energi global yang besar.

Raksasa energi Rusia Gazprom, mengutip instruksi dari pengawas industri, pada hari Senin (25/7) mengatakan, aliran gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 akan turun menjadi 33 juta meter kubik per hari mulai Rabu.

pasokan gas rusia eropa
Kapal melintasi Selat Bosphorus di Turki. (A P on Unsplash)

Angka itu adalah setengah dari gas yang mengalir, yang kini hanya 40 persen dari kapasitas normal. Sebelum perang, Eropa mengimpor sekitar 40 persen gasnya dan 30 persen minyaknya dari Rusia. 

Kremlin mengatakan gangguan gas adalah akibat dari masalah pemeliharaan dan sanksi Barat, sementara Uni Eropa menuduh Rusia melakukan politik energi.

Jerman mengatakan tidak melihat alasan teknis di balik berkurangnya aliran yang terbaru.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memperingatkan bahwa Kremlin melancarkan “perang gas terbuka” melawan Eropa.

Politisi di Eropa telah berulang kali mengatakan Rusia dapat memotong gas musim dingin ini, sebuah langkah yang akan mendorong Jerman ke dalam resesi dan merugikan konsumen yang sudah terkena inflasi yang melonjak.

Namun, Rusia mengatakan tidak tertarik dengan penghentian total pasokan gas ke Eropa.

Kapal ekspor

Sebelum invasi dan sanksi berikutnya, Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari ekspor gandum global.

Pejabat dari Rusia, Turki, Ukraina dan PBB sepakat pada hari Jumat (22/7) bahwa tidak akan ada serangan terhadap kapal dagang yang bergerak melalui Laut Hitam ke Selat Bosphorus Turki hingga mencapai pasar. 

Moskow menepis kekhawatiran kesepakatan itu dapat digagalkan oleh serangan Rusia di Odesa pada hari Sabtu (23/7), dengan mengatakan serangan tersebut hanya menargetkan infrastruktur militer.

Gedung Putih mengatakan, serangan itu meragukan kredibilitas Rusia dan mengawasi dengan cermat untuk melihat apakah komitmen akan dipenuhi.

“Kami juga akan terus secara aktif menjajaki opsi lain dengan komunitas internasional guna meningkatkan ekspor Ukraina melalui jalur darat,” kata Pemerintah AS.

Armada Laut Hitam Rusia telah memblokir ekspor gandum dari Ukraina sejak invasi Moskow pada 24 Februari. Moskow menyalahkan sanksi Barat karena memperlambat ekspor makanan dan pupuknya.

Berdasarkan kesepakatan hari Jumat pekan lalu, pilot akan memandu kapal di sepanjang jalur aman melalui ladang ranjau angkatan laut. 

Seorang pejabat pemerintah Ukraina mengatakan dia berharap pengiriman biji-bijian pertama dapat dilakukan dari Chornomorsk pekan ini, dan pengiriman dari pelabuhan lain dalam waktu dua pekan.

Zelenskiy bersikeras bahwa perdagangan akan dilanjutkan, “Kami akan mulai mengekspor, dan membiarkan para mitra menjaga keamanan,” katanya.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, dalam tur ke negara-negara Afrika, mengatakan tidak ada hambatan untuk ekspor biji-bijian dan tidak ada dalam kesepakatan yang mencegah Moskow menyerang infrastruktur militer.

Kremlin juga mengatakan PBB harus memastikan pembatasan pupuk Rusia dan ekspor lainnya dicabut agar kesepakatan biji-bijian berhasil.

Sumber: Reuters

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan