Resor wisata Asia Tenggara, termasuk Bangkok, Singapura, dan Bali menjadi destinasi perjalanan outbound paling populer bagi wisatawan China.
Nanning, China (Xinhua) – Zhang Qingjiang, seorang pria yang berkecimpung di institusi pendidikan dan pelatihan di Shanghai, mulai mengumpulkan dan mencari panduan perjalanan ke Pulau Bali secara daring sejak China melanjutkan kembali perjalanan kelompok outbound ke 20 negara, termasuk Indonesia, beberapa hari ini.
“Sudah hampir lima tahun sejak saya pergi ke luar negeri untuk perjalanan outbound terakhir saya ke Thailand pada 2018. Saya mendengar bahwa Bali di Indonesia memiliki pemandangan menakjubkan dan baru-baru ini, saya ingin mengajak kekasih saya untuk menikmatinya,” kata Zhang, seraya menambahkan bahwa dirinya sudah mulai menghubungi sejumlah agen perjalanan untuk berkonsultasi, dan mendapati beberapa bandara domestik yang telah membuka penerbangan ke Indonesia.
Pada 8 Januari lalu, China menurunkan COVID-19 ke penyakit menular Kelas B, alih-alih penyakit menular Kelas A, dan mengoptimalkan kebijakan penanganan epideminya. Perubahan ini diharapkan dapat memfasilitasi perjalanan lintas perbatasan yang lancar dan tertib bagi warga negara China dan asing, dan juga berimbas langsung pada pemulihan yang kuat di sektor pariwisata China selama liburan Festival Musim Semi yang telah lama dinanti.
Sekitar 308 juta perjalanan wisata domestik dilakukan pada periode tersebut, naik 23,1 persen dari periode yang sama tahun lalu dan pulih 88,6 persen dari angka untuk liburan yang sama pada 2019, menurut Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China.
Pemulihan pariwisata domestik tersebut juga mendongkrak perjalanan outbound. Sebanyak 2,877 juta wisatawan masuk dan keluar perbatasan, dengan rata-rata 410.000 orang per hari selama Festival Musim Semi, naik 120,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, tunjuk data dari Administrasi Imigrasi Nasional China.
Selama Festival Musim Semi, pesanan untuk perjalanan outbound China naik sebesar 640 persen dan jumlah pesanan reservasi hotel di luar negeri dari wisatawan China juga mencatatkan peningkatan empat kali lipat (yoy). Resor wisata Asia Tenggara, termasuk Bangkok, Singapura, dan Bali menjadi destinasi perjalanan outbound paling populer bagi wisatawan China, menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Ctrip, portal perjalanan ternama China.
“Sejak kelompok perjalanan outbound dilanjutkan, pertanyaan untuk negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia dan Thailand meningkat tajam,” ujar Zhang Wei, manajer umum cabang Ctrip di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. Dia menambahkan bahwa permintaan untuk perjalanan ke luar negeri telah dirilis dan Indonesia menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler bagi wisatawan China.
Beberapa kota di China secara bertahap melanjutkan kembali penerbangan internasional ke sejumlah destinasi wisata di Indonesia guna memenuhi kebutuhan perjalanan wisatawan China. Pada 9 Januari lalu, Citilink Indonesia meluncurkan penerbangan penumpang langsung dari Jakarta ke Kota Wenzhou di Provinsi Zhejiang, China timur, dan Lion Air melanjutkan rute penumpangnya yang menghubungkan Bali dengan Kota Shenzhen di Provinsi Guangdong, China selatan, pada 22 Januari.
Di Kota Hangzhou, ibu kota Provinsi Zhejiang, Bandar Udara Internasional Hangzhou menyambut kelompok tur outbound pertamanya pada Rabu (8/2). Para wisatawan dari kelompok tersebut, yang mengambil penerbangan SJ3185 yang dioperasikan oleh Sriwijaya Air, lepas landas dari bandara tersebut dan akan melakukan transfer penerbangan ke Bali setibanya di Jakarta.
Dai Bin, Presiden Akademi Pariwisata China (China Tourism Academy/CTA), menuturkan bahwa perjalanan kelompok outbound merupakan perluasan dari pasar pariwisata domestik. Dengan langkah China yang mengoptimalkan dan menyesuaikan penanganan COVID-19 serta menormalkan aktivitas produksi dan kehidupan, pemulihan pasar pariwisata domestik akan lebih stabil.
“Ini kondusif untuk mempromosikan perjalanan outbound warga China serta mempromosikan pemulihan dan pertumbuhan inklusif sektor pariwisata internasional,” tutur Dai.
Data dari CTA menunjukkan bahwa jarak perjalanan rata-rata wisatawan domestik China mencapai 206,9 kilometer, tumbuh 57,0 persen (yoy). Untuk pariwisata domestik, wisatawan lintas provinsi tercatat 29,3 persen, sementara wisatawan lintas kota tercatat 36,9 persen. Perjalanan jarak menengah hingga jauh termasuk pariwisata outbond mulai memimpin ekonomi pariwisata liburan.
“Meskipun beberapa biro perjalanan dan agen perjalanan daring masih membutuhkan waktu untuk mempersiapkan diri setelah pelanjutan kembali tur kelompok outbound, interaksi aktif antara departemen penerbangan, visa, dan pariwisata China dan asing memungkinkan beberapa negara dan kawasan di luar negeri menerima gelombang pertama dividen dari wisatawan outbound China,” imbuh Dai.
Dai menyebutkan sejumlah berita tentang para pejabat pemerintah senior di negara Asia Tenggara termasuk Indonesia, Filipina dan Thailand yang menyambut para wisatawan China di bandara, serta aktivitas liburan dan berbelanja di luar negeri yang banyak diberitakan secara daring, menarik lebih banyak wisatawan China untuk berkunjung ke negara-negara tersebut.
Xie Yuanbo, seorang pengajar di Sekolah Budaya dan Komunikasi di Universitas Pariwisata Guilin, menuturkan sebagai negara kepulauan, Indonesia kaya akan kebudayaan beragam dan unik, serta memiliki sumber daya wisata alam bahari yang kaya, akan lebih menarik bagi wisatawan China.
“Bali sendiri saja menarik banyak wisatawan China setiap tahun. Dalam jangka menengah hingga panjang, Indonesia pasti akan menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan China,” ujar Xie.
Laporan: Redaksi