Jakarta (Indonesia Window) – Raja Salman dari Arab Saudi pada Rabu (23/9) menyatakan persenjataan Hizbullah harus dilucuti agar Lebanon dapat mencapai keamanan, stabilitas, dan kemakmuran, menurut laporan Arab News.
Ledakan pelabuhan Beirut bulan lalu adalah hasil dari ‘hegemoni’ Hizbullah atas proses pengambilan keputusan di Lebanon dengan kekuatan senjata, katanya kepada para pemimpin dunia di Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar secara virtual di New York.
Raja Salman juga mengatakan kelompok yang didukung Iran telah mengganggu konstitusional Lebanon, dan menegaskan bahwa Arab Saudi akan mendukung rakyat Lebanon, terutama setelah ledakan yang menghancurkan sebagian besar Beirut dan menewaskan hampir 200 orang.
Ledakan itu disebabkan oleh sejumlah besar amonium nitrat yang disimpan sembarangan di pelabuhan kota.
Hizbullah adalah kelompok militan bersenjata yang didirikan oleh sekelompok ulama Syiah Lebanon selama perang saudara Lebanon setelah invasi Israel ke negara itu pada tahun 1982.
Hizbullah berbasis di sebagian besar wilayah Syiah di Lembah Biqa’, Lebanon selatan, dan Beirut selatan.
Laporan: Redaksi