Setelah Putin dan Erdogan bertemu, mereka berjanji meningkatkan volume perdagangan bilateral secara seimbang serta memenuhi harapan satu sama lain di bidang ekonomi dan energi.
Jakarta (Indonesia Window) – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sepakat untuk memperkuat hubungan bilateral dalam dialog mereka di Sochi, Rusia, pada Jumat (5/8).
Putin dan Erdogan berjanji meningkatkan volume perdagangan bilateral secara seimbang serta memenuhi harapan satu sama lain di bidang ekonomi dan energi, demikian bunyi pernyataan pers bersama yang dirilis usai pertemuan mereka di kota resor Laut Hitam itu.
Menurut pernyataan tersebut, kedua pemimpin berjanji mengambil langkah nyata guna meningkatkan kolaborasi dalam sejumlah isu terkait beberapa sektor seperti transportasi, perdagangan, pertanian, industri, keuangan, pariwisata, dan konstruksi.
Putin dan Erdogan memuji kesepakatan ekspor biji-bijian antara Rusia-Ukraina yang tercapai bulan lalu di Istanbul, Turki, dan menegaskan perlunya memastikan implementasi sepenuhnya, termasuk ekspor biji-bijian, pupuk, dan bahan mentah Rusia tanpa halangan.
Mereka juga membahas situasi di Suriah dan Libya, menurut pernyataan itu.
Kedua pemimpin menekankan pentingnya menjaga kesatuan politik dan integritas wilayah Suriah.
“Di antara topik yang dibahas oleh kedua belah pihak adalah perkembangan terakhir di Suriah. Kedua pihak menegaskan bahwa mereka lebih mementingkan upaya untuk mempromosikan proses politik. Mereka menekankan pentingnya menjaga kesatuan politik dan integritas teritorial Suriah,” sebut pernyataan itu.
Para pemimpin sekali lagi menegaskan “komitmen mereka untuk bertindak bersama dan dalam koordinasi yang erat untuk memerangi semua organisasi teroris.”
Rusia, Turki, dan Iran adalah negara-negara penjamin penyelesaian konflik Suriah. Ketiga pihak juga telah memprakarsai apa yang disebut Format Astana mengenai penyelesaian politik di Suriah. Pembicaraan pertama dalam format ini berlangsung di ibu kota Kazakhstan pada Januari 2017.
Selain itu, Rusia dan Turki juga menekankan akan berada di belakang kedaulatan Libya, integritas teritorial dan persatuan nasional, dan menyerukan untuk mengadakan pemilihan di negara itu berdasarkan konsensus seluas mungkin.
“Kedua pemimpin menekankan komitmen kuat mereka terhadap kedaulatan Libya, integritas teritorial, dan persatuan nasional,” menurut pernyataan tersebut.
Sumber: Xinhua, TASS
Laporan: Redaksi