Banner

Jakarta (Indonesia Window) – PT Vale Indonesia Tbk membangun pabrik pengolahan nikel atau smelter di kawasan pertambangan Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah guna mewujudkan komitmen investasi sesuai amandemen kontrak karya.

“PT Vale bersama dua mitra kerja yakni Taiyuan Iron & Steel (Group) Co. dan Shandong Xinhai Technology Co. telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerja sama proyek fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah yang sudah direalisasikan pada Juni lalu,” kata Direktur Vale Indonesia Dani Widjaja melalui keterangan tertulisnya, Senin.

Menurutnya, kegiatan studi proyek tersebut sudah hampir selesai dan saat ini proses perizinan sedang diselesaikan.

Proyek pembangunan smelter ini diharapkan menjadi investasi yang menguntungkan karena dapat meningkatkan nilai imbalan yang positif bagi para pemegang saham.

Rencananya fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun, serta fasilitas pendukung lainnya.

Banner

Proyek tersebut meliputi kontrak karya PT Vale seluas 16,395 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali dengan dua bagian utama, yaitu penambangan dan pembangunan smelter yang akan dilakukan oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh PT Vale, Tisco dan Xinhai.

“Studi tahap akhir sedang dijalankan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan aman, layak secara ekonomis, serta memastikan ketersediaan pasokan material bijih nikel ke pabrik pengolahan,” terang Dani.

Tahapan studi lanjutan juga sedang dijalankan oleh mitra dan Vale untuk pembangunan pabrik pengolahan nikel beserta fasilitas pendukungnya di Sambalagi, Kabupaten Morowali.

Material bijih dari area penambangan di Bahodopi Blok 2 dan Blok 3 nantinya diangkut menggunakan transportasi laut ke lokasi pabrik di Sambalagi. Izin lingkungan kini sedang diproses.

Dani menambahkan, selain smelter di Sulawesi Tengah, Vale juga membangun pabrik pengolahan bijih limonit (bijih besi) di Kecamatan Pomala, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan dioperasikan oleh perusahaan patungan.

“Di kabupaten itu, PT Vale mengelola area Kontrak Karya seluas 20.286 hektare,” tuturnya.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan