Jakarta (Indonesia Window) – Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia masih berpeluang menembus pasar Kanada di tengah pandemik COVID-19 yang telah melumpuhkan sektor ekonomi di seluruh dunia.
Peluang tersebut dibahas dalam diskusi daring pada Senin (24/8) bertema “Peluang dan Tantangan Peningkatan Ekspor Produk UMKM ke Kanada” yang diselenggarakan oleh Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI).
Untuk menembus pasar Kanada dan meningkatkan ekspor produk makanan UMKM Indonesia ke negara di Amerika Utara tersebut, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi oleh para pengusaha tanah air.
“Tantangan terbesar produk UMKM dalam memasuki pasar Kanada yaitu terkait kapasitas, daya saing dan akses pasar. Indonesia saat ini juga belum memiliki FTA dengan Kanada,” kata Duta Besar Indonesia untuk Kanada, Abdul Kadir Jaelani.
FTA (Free Trade Agree) atau perjanjian perdagangan bebas adalah kesepakatan multinasional menurut hukum internasional guna membentuk kawasan perdagangan bebas antara negara-negara yang bekerja sama.
FTA bertujuan mengurangi atau menghilangkan hambatan perdagangan dan investasi tertentu, dan memfasilitasi perdagangan yang lebih kuat dan hubungan komersial antarnegara-negara peserta.
Meski belum ada FTA antara Indonesia dan Kanada, hasil kajian Kemlu RI menunjukkan bahwa produk-produk nasional seperti seafood, minyak sayur, gula, rumput laut, kacang, dan produk makanan olahan lainnya dapat menembus pasar negara tersebut.
“Negara-negara pengekspor seafood seperti Thailand dan Vietnam mengalami kendala supply (pasokan) di tengah pandemik ini. Produk seafood Indonesia berpeluang mengisi demand (permintaan) yang ada,” jelas Konsul Jenderal RI di Toronto, Leonard F. Hutabarat.
UMKM Indonesia yang akan masuk pasar Kanada harus memperhatikan aturan teknis, khususnya terkait health and safety (kesehatan dan keselamatan), persaingan usaha, serta intellectual property (kekayaan intelektual).
Sebagai upaya untuk membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk UMKM Indonesia, pemerintah Indonesia juga harus mendorong perjanjian kerja sama perdagangan dengan Kanada segera terwujud.
Sebagai salah satu mesin penggerak perekonomian nasional, UMKM berkontribusi 60,3 persen dalam total Produk Domestik Bruto Indonesia.
Selain telah terbukti dapat bertahan selama krisis 1997-1998 dan 2008-2009, UMKM juga mampu beradaptasi di masa pandemik COVID-19.
Laporan: Redaksi