Kontribusi Presidensi G20 Indonesia dalam menguatkan arsitektur kesehatan global, salah satunya adalah pembentukan Pandemic Fund yang akan mendukung pembiayaan kesiapsiagaan negara berpendapatan rendah dan menengah dalam menghadapi pandemik di masa depan.
Jakarta (Indonesia Window) – Presidensi G20 Indonesia memberikan prioritas tinggi pada penguatan arsitektur kesehatan global, ungkap Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi saat memimpin pertemuan COVAX Advance Market Commitment Engagement Group (AMC EG) bersama Menteri Kesehatan Ethiopia dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada, pada Rabu (30/11).
Dalam sambutan pembukanya, Menlu Retno menyampaikan kontribusi Presidensi G20 Indonesia dalam menguatkan arsitektur kesehatan global, kata Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Salah satu kontribusi tersebut adalah pembentukan Pandemic Fund yang akan mendukung pembiayaan kesiapsiagaan negara berpendapatan rendah dan menengah dalam menghadapi pandemik di masa depan, ujar Menlu RI.
Selain itu, G20 juga menyepakati pentingnya kerja sama penguatan kapasitas produksi kesehatan di negara berkembang, katanya, seraya menambahkan, prinsipnya, negara berkembang harus menjadi bagian integral dalam rantai pasok kesehatan global.
Menlu Retno juga menegaskan bahwa meskipun Presidensi G20 Indonesia telah berakhir, komitmen Indonesia dalam penguatan arsitektur kesehatan global tetap kuat.
“COVAX akan terus menjadi bagian penting dari komitmen ini, khususnya untuk menjembatani ketimpangan vaksinasi COVID-19 antarnegara,” tegas Retno.
Pertemuan itu mencatat penurunan tingkat kematian akibat COVID-19 sejak Februari 2022 sebesar hampir 90 persen, namun kemungkinan gelombang baru COVID-19 akibat kemunculan dua subvarian baru, yaitu BQ.1 dan XBB, harus menjadi perhatian.
CEO Gavi, Brekley, menegaskan bahwa vaksinasi, termasuk suntikan booster, masih menjadi solusi terbaik untuk menghadapi virus COVID-19 yang terus berevolusi.
COVAX AMC telah menyalurkan vaksin secara gratis kepada 92 negara berpendapatan rendah dan menengah.
COVAX adalah bukti keberhasilan multilateralisme. Hingga kini, COVAX telah menyalurkan 1,84 milyar dosis ke seluruh dunia. 89,6 persen di antaranya (1,65 milyar dosis) dikirimkan ke 87 negara AMC.
Rata-rata cakupan vaksinasi negara AMC mencapai 52 persen, naik dari 28 persen pada Januari 2022.
Pada 2023, kerja COVAX akan fokus pada sembilan area prioritas, termasuk di antaranya melanjutkan dukungan vaksinasi dan suntikan booster, serta mendukung riset dan pengembangan vaksin.
Ke depannya, dukungan COVAX akan mulai disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan capaian target vaksinasi, serta tantangan khusus yang dihadapi masing-masing negara, termasuk situasi kemanusiaan.
Pertemuan COVAX AMC EG yang dilakukan secara virtual ini merupakan pertemuan ke-4 selama 2022, dan menjadi pertemuan terakhir bagi Indonesia sebagai salah satu co-chairs COVAX AMC EG.
Laporan: Redaksi