Presidensi bergilir Dewan Uni Eropa (UE) untuk periode enam bulan dipegang oleh Hongaria, dengan fokus pada peningkatan daya saing blok tersebut.
Budapest/Wina, Hongaria/Austria (Xinhua) – Hongaria pada Senin (1/7) mengambil alih presidensi bergilir Dewan Uni Eropa (UE) untuk periode enam bulan, dengan fokus pada peningkatan daya saing UE.
Pada Ahad (30/6) di Wina, sehari sebelum Hongaria memulai masa presidensinya di Uni Eropa, Perdana Menteri (PM) Hongaria Viktor Orban mengumumkan pembentukan “Patriots for Europe”, sebuah aliansi sayap kanan ekstrem baru, di Parlemen Eropa.
Dia mempresentasikan aliansi tersebut dengan Herbert Kickl, pemimpin Partai Kebebasan (FPOe) dari Austria yang berhaluan kanan ekstrem, dan Andrej Babis, pemimpin partai Aksi Warga Yang Tidak Puas (ANO) yang merupakan partai oposisi utama Ceko.
Orban mengatakan bahwa aliansi ini, yang terdiri dari partai populis sayap kanannya Fidesz, FPOe, dan ANO, akan segera menjadi “kelompok sayap kanan terbesar di Eropa”. Namun, aliansi ini perlu menarik anggota parlemen dari sedikitnya empat negara anggota UE lainnya untuk membentuk sebuah kelompok di Parlemen Eropa.
Lembaga penyiaran Austria ORF menyuarakan pertanyaan tentang bagaimana National Rally (RN) dari populis sayap kanan Prancis Marine Le Pen dan partai AfD Jerman akan bereaksi terkait aliansi baru tersebut. AfD baru-baru ini dikeluarkan dari kelompok Identitas dan Demokrasi sayap kanan di Parlemen Eropa.
Pada Senin, Menteri Urusan UE Hongaria Janos Boka menguraikan tujuh prioritas utama selama masa presidensi Hongaria, yaitu meningkatkan daya saing UE, memperkuat kebijakan pertahanan Eropa, perluasan UE, membendung migrasi ilegal, membentuk masa depan kebijakan kohesi, memformulasikan kebijakan pertanian UE yang berorientasi pada petani, dan mengatasi tantangan demografis Eropa.
Boka mengatakan prioritas-prioritas ini mencerminkan kehendak para pemilih Eropa, dan menekankan bahwa pemilihan umum parlemen Eropa baru-baru ini mengirimkan pesan politik yang jelas bahwa “Eropa membutuhkan perubahan.”
Sang menteri terutama menekankan perihal daya saing UE serta kebijakan keamanan dan pertahanan Eropa. “Memperkuat perdamaian dan keamanan Eropa merupakan hal yang sangat penting,” kata Boka.
Moto Presidensi UE Hongaria adalah “Mengembalikan Eropa yang Hebat” (Make Europe Great Again). Zoltan Kiszelly, direktur Pusat Analisis Politik di Institut Szazadveg Hongaria, mengatakan kepada Xinhua bahwa negara di Eropa tengah itu diharapkan dapat memainkan peran penting dalam menetapkan agenda dan topik untuk pertemuan dan negosiasi yang akan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang.
Laporan: Redaksi