Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berada di Kremlin dan sedang bekerja di kediaman presiden Novo-Ogaryovo di pinggiran Kota Moskow, saat serangan drone menyasar kediamannya di ibu kota.
Moskow/Kiev, Rusia/Ukraina (Xinhua) – Ukraina berusaha membunuh Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (2/5) malam waktu setempat dengan menggunakan dua drone untuk menyerang kediamannya di Kremlin, demikian disampaikan layanan pers kepresidenan Rusia pada Rabu (3/5).
Dikatakan oleh Kremlin bahwa militer dan layanan khusus menggunakan perang radar untuk menghentikan wahana udara nirawak tersebut.
Terlepas dari upaya penyerangan itu, tidak ada laporan korban atau kerusakan material dari jatuhnya drone dan dampak pecahannya, kata Kremlin.
“Kami menganggap aksi ini sebagai aksi teroris terencana dan upaya pembunuhan terhadap presiden Rusia, yang dilakukan menjelang parade Hari Kemenangan 9 Mei, yang rencananya akan dihadiri tamu-tamu asing,” kata Kremlin.
Saat serangan terjadi, Putin tidak berada di Kremlin dan sedang bekerja di kediaman presiden Novo-Ogaryovo di pinggiran Kota Moskow pada Rabu, menurut Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan kepada kantor berita Ukrinform yang dikelola pemerintah bahwa Ukraina tidak terlibat dalam dugaan serangan drone di Kremlin.
“Ukraina tidak menyerang Kremlin atau fasilitas lain di wilayah Federasi Rusia,” kata Podolyak, menambahkan bahwa pasukan militer Ukraina hanya menargetkan fasilitas militer di wilayah Ukraina yang diduduki sementara.
Podolyak menjelaskan bahwa serangan terhadap sejumlah fasilitas di Rusia, termasuk Kremlin, tidak bermanfaat bagi tujuan militer apa pun atau mendukung persiapan Ukraina dalam menjalankan operasi serangan balasan mana pun.
Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin pada Rabu mengumumkan larangan peluncuran drone di ibu kota Rusia. Kremlin mengatakan Rusia berhak untuk memberikan respons yang sesuai terhadap aksi tersebut.
Laporan: Redaksi