Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani undang-undang yang mencabut ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty/CTBT) setelah menunggu Washington untuk meratifikasi perjanjian tersebut selama 23 tahun.
Moskow, Rusia (Xinhua) – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (2/11) menandatangani undang-undang yang mencabut ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif (Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty/CTBT) negara itu, menurut sebuah dokumen yang diterbitkan secara resmi.
Kremlin telah menyatakan sebelumnya bahwa penarikan Rusia dari perjanjian tersebut tidak berarti pemulihan uji coba nuklir.
Ketua Duma Negara Vyacheslav Volodin mengatakan Moskow telah menunggu Washington untuk meratifikasi perjanjian tersebut selama 23 tahun. Namun, Amerika Serikat menunjukkan pendekatannya yang tidak bertanggung jawab terhadap masalah keamanan global.
CTBT adalah perjanjian multilateral yang melarang semua uji coba ledakan nuklir yang dilakukan untuk tujuan damai maupun militer.
CTBTO mengoperasikan sistem pemantauan global unik yang dapat mendeteksi ledakan uji coba nuklir kapan saja dan di mana saja, memberikan komunitas internasional sarana yang kredibel, andal, dan independen untuk memastikan bahwa norma yang melarang uji coba nuklir dipatuhi.
Delapan negara baru telah meratifikasi CTBT sejak Konferensi Pasal XIV tahun 2021, sehingga mencapai kemajuan signifikan menuju universalisasi Perjanjian tersebut.
Meskipun telah diratifikasi oleh 178 Negara, CTBT belum berlaku karena tidak adanya ratifikasi oleh delapan negara dari daftar asli 44 negara dalam Lampiran 2.
Dalam siaran persnya pada Kamis (2/11), Dewan Uni Eropa menyatakan bahwa sebagai bagian dari daftar ini, langkah Rusia untuk mencabut ratifikasinya terhadap Perjanjian CTBT ini merupakan kemunduran serius dalam komitmen negara tersebut terhadap arsitektur keamanan internasional yang melemahkan upaya non-proliferasi dan perlucutan senjata yang sedang berlangsung.
Laporan: Redaksi