Jakarta (Indonesia Window) – Presiden Joko Widodo telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan pembenahan besar-besaran dan menyeluruh pada rantai pasokan garam guna mengoptimalkan penyerapan produk tersebut yang dihasilkan dari rakyat.
“Saya kira langkah-langkah perbaikan harus kita kerjakan, mulai membenahi supply chain secara besar-besaran, dari hulu sampai hilir,” kata presiden dalam pengantarnya pada rapat terbatas (ratas) Percepatan Penyerapan Garam Rakyat di Istana Merdeka, Jakarta pada Senin.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, presiden mengatakan ada dua masalah utama dalam penyerapan garam rakyat, yaitu kualitas garam yang belum sesuai standar industri dan kapasitas produksi nasional yang masih rendah.
“Ini harus dicarikan jalan keluar. Kita tahu masalahnya tapi tidak pernah dicarikan jalan keluarnya,” ujar presiden, seraya menambahkan, data yang diperolehnya menunjukkan bahwa per 22 September 2020 masih ada 738 ribu ton garam rakyat yang tidak terserap oleh industri.
Presiden mengatakan, tingkat produksi garam nasional yang masih rendah berdampak pada tingginya impor untuk memenuhi kebutuhan.
“Sebagai contoh, kebutuhan garam nasional di tahun 2020 sebanyak 4 juta ton per tahun, sedangkan produksi garam nasional kita baru mencapai 2 juta ton. Akibatnya, alokasi garam untuk kebutuhan industri masih tinggi, yaitu 2,9 juta ton,” kata kepala negara.
Guna menyelesaikan masalah rantai pasokan garam nasional tersebut, presiden memerintahkan jajarannya untuk memperhatikan ketersediaan lahan produksi serta mempercepat integrasi dan ekstensifikasi lahan garam rakyat yang ada di sepuluh provinsi produsen garam.
Presiden juga memerintahkan agar ada upaya dalam memperbaiki produktivitas dan kualitas garam rakyat.
“Penggunaan inovasi teknologi produksi terutama washing plant harus betul-betul kita kerjakan, sehingga pasca produksi betul-betul bisa memberikan ketersediaan, terutama untuk gudang penyimpanan,” kata presiden.
Presiden memerintahkan agar jajarannya mengoptimalkan hilirisasi industri garam dengan mengembangkan industri turunannya.
Laporan: Redaksi