Banner

Presiden Jokowi: Hentikan perang sekarang juga

Presiden RI Joko Widodo menghadiri KTT Khusus ASEAN-AS di Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Washington DC, Jumat (13/5/2022). (Sekretariat Presiden RI)

Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyerukan untuk menghentikan perang di Ukraina sekarang juga, demikian keterangan pers yang disiarkan oleh Sekretariat Kabinet RI pada Sabtu.

Seruan tersebut disampaikan kepala negara pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-AS yang digelar di Departemen Luar Negeri AS, Washington DC, pada Jumat waktu setempat.

Perang di Ukraina telah menciptakan tragedi kemanusiaan dan memperburuk perekonomian dunia, kata Jokowi, seraya menambahkan, kenaikan harga pangan, energi, dan inflasi yang terjadi kini, sangat memperberat perekonomian dan memperlambat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di negara berkembang dan kurang berkembang.

“Saat dunia seharusnya segera pulih dari pandemi COVID-19, dunia menghadapi masalah baru, perang di Ukraina. Saat dunia membutuhkan kerja sama dan kolaborasi, justru rivalitas dan konfrontasi makin menajam. Saat dunia membutuhkan multilateralisme yang makin kokoh justru unilateralisme yang makin mengemuka,” ujar Presiden Jokowi.

Lebih lanjut, kepala negara mengatakan bahwa perang di Ukraina telah melemahkan multilateralisme dan berpotensi memecah belah hubungan antarnegara.

Banner

“Perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Dunia tidak memiliki pilihan lain kecuali menghentikan perang sekarang juga. Setiap negara, setiap pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menciptakan enabling environment agar perang dapat dihentikan, perdamaian dapat terwujud,” tegas Presiden RI.

Pertumbuhan ekonomi juga memprihatinkan, kata Jokowi, dengan menyebutkan Dana Moneter Internasional atau IMF menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi di emerging and developing Asia sebesar 0,5 persen pada 2022 dan 0,2 persen pada 2023.

Bank Dunia juga menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara ASEAN hingga 1,2 persen, ungkapnya

“Bagi sebagian anggota ASEAN kenaikan 10 persen dari harga minyak akan berdampak menurunnya pendapatan nasional sebesar 0,7 persen dan kenaikan harga gandum akan mengakibatkan peningkatan kemiskinan sebesar 1 persen,” jelas presiden.

Dia mengulangi lagi apa yang telah disampaikan pada pertemuan dengan Kongres AS.

“Bahwa lebih dari lima dekade, ASEAN terus membangun arsitektur keamanan yang inklusif, mengedepankan paradigma kolaborasi, mendorong habit of dialogue dan rules based order. Semangat yang sama kami dorong di Indo-Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” imbuh presiden.

Banner

Dalam KTT Khusus yang dihadiri oleh Presiden AS Joe Biden dan juga pemimpin negara-negara ASEAN tersebut, Presiden Jokowi menyambut baik inisiatif Amerika melalui Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

“Tentu kerja sama di bawah IPEF harus inklusif. Saya harapkan sinergi antara IPEF dengan pelaksanaan prioritas kerjasama di AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific),” ucap Presiden Jokowi.

Saat Indonesia menjadi ketua ASEAN tahun depan, Presiden Jokowi juga menyampaikan rencananya melakukan Indo-Pacific Infrastructure Forum.

“Saya berharap partisipasi Amerika Serikat dalam forum tersebut,” ujar Presiden.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT Khusus ASEAN-AS adalah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, dan Duta Besar RI untuk AS Rosan Roeslani.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan