Jakarta (Indonesia Window) – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tiba di Istana Maryinsky, Kyiv, dan disambut oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di pintu masuk Istana pada Rabu sore sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Setelah penyambutan, kedua pemimpin negara tersebut melakukan pertemuan tete-a-tete di istana negara Ukaraina.
Dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Sebelumnya, dalam keterangan pers sebelum keberangkatan ke luar negeri pada Ahad (26/6) pagi, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, kepala negara menyatakan bahwa lawatannya ke Ukraina dan Rusia untuk bertemu pemimpin kedua negara membawa misi perdamaian.
“Misinya adalah mengajak Presiden Ukraina, Presiden Zelenskyy untuk membuka ruang dialog dalam rangka perdamaian, untuk membangun perdamaian, karena perang memang harus dihentikan, dan juga berkaitan dengan rantai pasok pangan yang harus diaktifkan kembali,” ujar Presiden RI.
Dari Ukraina, kepala negara akan melanjutkan kunjungan kerjanya ke Rusia guna bertemu timpalannya, Presiden Vladimir Putin.
“Dari Ukraina saya akan menuju Rusia untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin. Sekali lagi, dengan misi yang sama saya akan mengajak Presiden Putin untuk membuka ruang dialog dan sesegera mungkin melakukan gencatan senjata dan menghentikan perang,” tutur Jokowi.
Sebelum bertemu dengan Zelenskyy, Presiden RI dan Ibu Negara Iriana Jokowi meninjau kompleks Apartemen Lipky di Kota Irpin yang telah hancur akibat perang, didampingi oleh Wali Kota Irpin Alexander Grigorovich Markushin.
Presiden berharap agar perang bisa segera dihentikan dan tidak ada lagi kota-kota di Ukraina yang rusak akibat perang.
Perjalanan kepala negara mencapai Ukraina ditempuh dengan kereta api luar biasa melalui Stasiun Przemysl Glowny di Kota Przemysl, Polandia pada Selasa (28/6) pukul 21.15 waktu setempat, setelah menghadiri rangkaian pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Elmau, Jerman.
Kereta api luar biasa ini disiapkan oleh Pemerintah Ukraina sebagaimana digunakan pula oleh para pemimpin negara lainnya yang berkunjung ke Ukraina beberapa waktu lalu.
Laporan: Redaksi