Banner

Jepang perkirakan populasi lansia di 25 prefektur akan capai 40 persen lebih pada 2050

Seorang warga lanjut usia (lansia) melewati sebuah kawasan bisnis di Tokyo, Jepang, pada 18 September 2023. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Populasi warga lanjut usia (lansia), yakni mereka yang berusia 65 tahun ke atas, diperkirakan akan mencapai lebih dari 40 persen dari jumlah penduduk di 25 dari 47 prefektur di seluruh Jepang pada 2050 mendatang.

 

Tokyo, Jepang (Xinhua) – Populasi warga lanjut usia (lansia), yakni mereka yang berusia 65 tahun ke atas, diperkirakan akan mencapai lebih dari 40 persen dari jumlah penduduk di 25 dari 47 prefektur di seluruh Jepang pada 2050 mendatang, demikian menurut proyeksi terbaru dari institusi setempat.

Prefektur Akita diperkirakan akan memiliki konsentrasi warga lansia tertinggi, dengan hampir separuh populasinya, yaitu 49,9 persen, termasuk dalam kelompok usia ini, menurut data dari Institut Penelitian Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional Jepang.

Proyeksi populasi untuk tahun 2050 tersebut, yang tidak menyertakan Tokyo, menunjukkan adanya tren penurunan di seluruh prefektur dari tahun 2020, menyoroti pergeseran yang sedang berlangsung menuju populasi yang lebih terpusat di ibu kota Jepang itu.

Populasi warga lanjut usia
Seorang wanita lanjut usia (lansia) duduk di toko buah miliknya di Tokyo, Jepang, pada 18 September 2023. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Perkiraan ini, yang didasarkan pada data sensus tahun 2020, memberikan gambaran demografi terperinci bagi masing-masing prefektur, kota, ward, kota kecil, dan desa selama 30 tahun, dengan interval lima tahun.

Total populasi Jepang diperkirakan akan mencapai 104.686.000 pada 2050, turun 17 persen dari angka tahun 2020. Penurunan ini tidak separah perkiraan sebelumnya pada 2018, yang disebabkan oleh perkiraan peningkatan populasi non-Jepang.

Namun demikian, dari 2020 hingga 2050, semua prefektur kecuali Tokyo diperkirakan akan mencatatkan penurunan populasi. Bahkan di Tokyo, penurunan diperkirakan terjadi pada periode 2040-2045 dan 2045-2050.

Sebelas prefektur diprediksi akan mengalami penurunan populasi sebesar 30 persen atau lebih pada 2020 hingga 2050. Akita diperkirakan akan menghadapi penurunan populasi paling drastis sebesar 41,6 persen, diikuti oleh Prefektur Aomori dengan penurunan populasi sebesar 39 persen, dan Prefektur Iwate dengan penurunan populasi sebesar 35,3 persen, ungkap analisis institut tersebut.

Populasi warga lanjut usia
Sejumlah warga lanjut usia (lansia) berjalan-jalan di Tokyo, Jepang, pada 18 September 2023. (Xinhua/Zhang Xiaoyu)

Pada 2050, 25 prefektur, termasuk Akita, diperkirakan akan memiliki populasi penduduk berusia 65 tahun ke atas yang melampaui 40 persen. Tokyo diprediksi akan memiliki proporsi terendah yaitu 29,6 persen.

Per 2050, persentase penduduk berusia 75 tahun ke atas diproyeksikan akan menembus 20 persen di seluruh prefektur kecuali Tokyo.

Dalam hal distribusi populasi, Tokyo diperkirakan akan menyumbang 13,8 persen dari populasi nasional pada 2050, naik dari 11,1 persen pada 2020. Tren konsentrasi populasi di wilayah metropolitan Tokyo akan semakin meningkat.

Institut ini juga memperkirakan bahwa pada 2050, sekitar 20 persen dari seluruh kota, ward, kota kecil, dan desa akan mencatatkan penurunan populasi lebih dari 50 persen dibandingkan level tahun 2020.

Penurunan populasi paling signifikan dari 2020 hingga 2050 diperkirakan terjadi di Desa Nanmoku di Prefektur Gunma dengan penurunan populasi sebesar 74,8 persen, Desa Kuma di Prefektur Kumamoto dengan penurunan populasi sebesar 73,3 persen, dan Desa Nosegawa di Prefektur Nara dengan penurunan populasi sebesar 72,5 persen.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan