Jakarta (Indonesia Window) – Taiwan sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan pembatasan perbatasan terkait COVID-19, dimulai dengan masuknya wisatawan asing, lalu mencabut larangan perjalanan ke luar negeri oleh kelompok wisata, kata Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) pada Selasa.
Prioritas akan diberikan untuk membuka perbatasan bagi pengunjung asing, karena itu akan membantu meningkatkan cadangan devisa Taiwan, kata Menteri Kesehatan Chen Shih-chung mengatakan pada konferensi pers CECC.
Larangan Taiwan saat ini untuk tur kelompok ke negara lain bertujuan untuk mencegah sejumlah besar orang mengunjungi negara-negara berisiko tinggi COVID-19, tetapi peraturan itu dapat dilonggarkan dengan pembentukan travel bubbles, katanya tanpa memberikan kerangka waktu untuk merevisi aturan perjalanan.
Mengenai pertanyaan apakah hanya orang yang telah menerima tiga dosis vaksin COVID-19 yang akan diizinkan bepergian ke luar negeri dalam kelompok tur, Chen mengatakan CECC akan membahas masalah itu dalam pertemuan mendatang.
Pernyataan Chen muncul setelah Profesor Chen Hsiu-hsi di Sekolah Tinggi Kesehatan Masyarakat Universitas Nasional Taiwan mengatakan Taiwan kemungkinan akan mencabut larangan tur kelompok keluar pada bulan Juni, sementara dokter Hwang Kao-pin di Rumah Sakit Universitas Kedokteran China memperkirakannya tidak akan sampai sekitar akhir tahun.
Pada Senin (14/2), Biro Pariwisata menyatakan harapan bahwa Taiwan akan melonggarkan pembatasan perjalanan internasionalnya pada kuartal ketiga.
Taiwan telah mempertahankan entri perbatasan dan pembatasan perjalanan yang ketat sejak 21 Maret 2020, ketika Taiwan menaikkan peringatan perjalanannya untuk semua negara ke Level 3.
Di level itu, Taiwan melarang sebagian besar kedatangan kecuali warga negara dan penduduk asing, dan mewajibkan karantina 14 hari bagi mereka yang diizinkan masuk.
Sumber: CNA
Laporan: Redaksi