PM Inggris Sunak janji akan “perbaiki kesalahan” dan pulihkan stabilitas ekonomi

PM Inggris Rishi Sunak berjanji akan “memperbaiki kesalahan” yang dilakukan oleh pemerintahan Truss dan memulihkan stabilitas ekonomi negara itu, seraya memperingatkan bahwa akan ada “keputusan-keputusan sulit yang harus diambil.”

 

London, Inggris (Xinhua) – Perdana Menteri (PM) baru Inggris Rishi Sunak pada Selasa (25/10) berjanji akan “memperbaiki kesalahan” yang dilakukan oleh pemerintahan Truss dan memulihkan stabilitas ekonomi negara itu, seraya memperingatkan bahwa akan ada “keputusan-keputusan sulit yang harus diambil.”

“Saat ini, negara kita sedang menghadapi krisis ekonomi skala besar,” kata Sunak dalam pidato kenegaraan pertamanya di luar Downing Street No.10. Sunak resmi menjadi perdana menteri setelah Raja Charles III bertemu dengannya di Istana Buckingham dan mengundangnya untuk membentuk pemerintahan.

Menurut Sunak, keinginan Liz Truss untuk memperbaiki pertumbuhan tidaklah keliru dan merupakan “tujuan mulia,” tetapi “beberapa kesalahan telah dilakukan.”

Upaya Truss untuk menggunakan pemotongan pajak yang didanai utang untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi menyebabkan anjloknya nilai mata uang poundsterling Inggris terhadap dolar AS ke level terendahnya selama 37 tahun, serta melonjaknya biaya pinjaman pemerintah dan tingkat hipotek.

Sunak mengatakan dia dipilih untuk menjadi perdana menteri guna “memperbaiki” kesalahan-kesalahan itu.

“Saya akan menempatkan stabilitas ekonomi dan kepercayaan diri di jantung agenda pemerintahan ini,” katanya. “Ini berarti akan ada keputusan-keputusan sulit yang harus diambil,” tambahnya.

Sunak (42) mewarisi perekonomian yang berada di ambang resesi, dengan krisis energi, krisis biaya hidup, dan inflasi tak terkendali yang tidak dapat diselesaikan dengan cara sederhana.

Sunak juga mengatakan bahwa dia akan mewujudkan manifesto partai, termasuk Layanan Kesehatan Nasional (National Health Service/NHS) yang lebih kuat, sekolah yang lebih baik, jalanan yang lebih aman, peningkatan dan pembangunan ekonomi yang merangkul peluang dari Brexit.

Laporan: Redaksi