Platform massive open online course (MOOC) pertama di China, XuetangX, yang dibangun oleh Universitas Tsinghua China, telah mencapai serangkaian kesepakatan dengan platform MOOC nasional Indonesia, Indonesia Cyber Education (ICE) Institute.
Beijing, China (Xinhua) – Platform massive open online course (MOOC) pertama di China, XuetangX, yang dibangun oleh Universitas Tsinghua China, telah mencapai serangkaian kesepakatan dengan platform MOOC nasional Indonesia, Indonesia Cyber Education (ICE) Institute, di Universitas Tsinghua pada Selasa (23/4). Berdasarkan kesepakatan tersebut, XuetangX akan menyediakan 450 kuliah daring tingkat tinggi untuk Indonesia di masa depan.
Kerja sama antara kedua belah pihak juga mencakup sejumlah aspek, seperti pertukaran mata kuliah, mempromosikan pengakuan kredit timbal balik, meluncurkan proyek ruang kelas terintegrasi global, dan bersama-sama mengeksplorasi kecerdasan buatan untuk memberdayakan pendidikan dan pengajaran, ungkap sejumlah sumber di Tsinghua.
ICE Institute merupakan lokapasar (marketplace) kursus daring yang terakreditasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. ICE Institute menyediakan berbagai kuliah daring dari banyak universitas dan penyedia pembelajaran daring di seluruh Indonesia.
Diluncurkan pada Oktober 2013, XuetangX merupakan platform pertukaran dan aplikasi penelitian dari Pusat Penelitian Pendidikan Daring Kementerian Pendidikan China. Hingga saat ini, platform tersebut dapat menyediakan lebih dari 8.000 kuliah daring global berkualitas tinggi, dengan lebih dari 132 juta peserta didik, yang mencakup 183 negara dan kawasan. Selain itu, XuetangX juga merupakan platform pengakuan kredit timbal balik lintas perbatasan pertama di China, dan mencapai pengakuan kredit timbal balik lintas perbatasan dengan 13 universitas ternama dunia di 11 negara.
Profesor Paulina Pannen, penasihat senior sekaligus direktur pendiri ICE, menandatangani perjanjian kemitraan dengan kepala XuetangX di Universitas Tsinghua. Pada hari yang sama, para kepala departemen pendidikan dan pakar pendidikan dari China, Thailand, dan Indonesia juga berkumpul di Tsinghua untuk mendiskusikan inovasi dan pengembangan pendidikan tinggi di era kecerdasan buatan.
Paulina mengungkapkan bahwa ICE kini memiliki lebih dari 600 mata kuliah daring untuk menyediakan kuliah daring bagi seluruh universitas dalam negeri, serta menjalin kerja sama yang baik dengan universitas di berbagai negara, termasuk China.
Kerja sama antara ICE dan XuetangX telah sukses sebelumnya, dengan berbagi platform MOOC bersama serta menyediakan berbagai kursus untuk universitas-universitas di China dan Indonesia, menurutnya.
Paulina berharap selain mempertahankan dialog dan pertukaran MOOC antara kedua negara, kedua belah pihak juga dapat bersama-sama mengembangkan kuliah bersama (co-course) di masa depan, dan meningkatkan pelatihan pengajar guna membantu tenaga pengajar meningkatkan kemampuan pendidikan digital.
“Di era digital, kita perlu mendorong para pengajar untuk menyambut teknologi baru dengan sikap terbuka, mengajari mereka cara menggunakan skenario digital dan peranti digital untuk inovasi pengajaran demi meningkatkan efisiensi pengajaran mereka,” ujarnya.
Dia yakin bahwa Indonesia dan China harus bekerja sama untuk mengubah platform MOOC menjadi sebuah jaringan global untuk berbagi sumber daya pendidikan serta bersama-sama menghadapi perkembangan dan tantangan pendidikan di masa depan.
Wang Xiaoxiao, Sekretaris Jenderal Pusat Penelitian Pendidikan Daring Kementerian Pendidikan China, mengatakan bahwa kerja sama dengan MOOC negara lain seperti Indonesia sangat kondusif untuk berbagi sumber daya pendidikan tinggi berkualitas tinggi di berbagai negara, sehingga lebih banyak orang dapat menikmati hasil pendidikan yang berkualitas tinggi.
“Kami berharap kerja sama ini dapat diperluas ke lebih banyak negara di masa depan, serta melakukan eksplorasi dan pembelajaran ruang kelas terintegrasi global dengan mitra internasional kami, dan juga berharap dapat mengundang pelajar asing untuk membantu membangun ruang kelas internasional lokal, sehingga para pelajar dapat mewujudkan impian mereka untuk belajar di luar negeri tanpa harus meninggalkan rumah,” ujarnya.
Menurut data Kementerian Pendidikan China, lebih dari 76.800 kuliah telah tersedia secara daring, melayani 1,277 miliar pelajar di China. Saat ini, skala konstruksi dan aplikasi MOOC China telah menjadi nomor satu di dunia. Saat ini, China telah mengorganisasi 88 universitas di negara tersebut untuk menyediakan hampir 300 kuliah MOOC tingkat tinggi bagi Indonesia, yang mencakup lebih dari 3.000 universitas di Indonesia.
Laporan: Redaksi