Trump tanda tangani perintah pemberlakuan tarif tambahan 25 persen untuk barang-barang dari India
Perintah eksekutif Trump yang memberlakukan tarif tambahan sebesar 25 persen atas impor dari India adalah respons terhadap pembelian minyak Rusia oleh negara Asia Selatan tersebut.
New York City, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (6/8) menandatangani sebuah perintah eksekutif yang memberlakukan tarif tambahan sebesar 25 persen atas impor dari India sebagai respons terhadap pembelian minyak Rusia oleh India, demikian menurut pernyataan Gedung Putih.
Perintah tersebut mulai berlaku 21 hari setelah pengumuman dikeluarkan dan akan menaikkan tarif gabungan yang dikenakan AS terhadap barang-barang dari India menjadi 50 persen.
Trump pada Senin (4/8) mengancam akan “secara signifikan” menaikkan tarif impor barang dari India, karena India membeli minyak dari Rusia.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) India menanggapi ancaman Trump itu dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa “penargetan terhadap India tersebut tidak beralasan dan tidak masuk akal.” Kemenlu India juga mengatakan bahwa impor minyak India tersebut bertujuan untuk “menjamin biaya energi yang terprediksi dan terjangkau” bagi konsumen India.
Juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, mengatakan bahwa “sangat disayangkan” AS memilih untuk menerapkan tarif tambahan terhadap India.
“AS dalam beberapa hari terakhir mengkritik impor minyak yang dilakukan India dari Rusia. Kami telah memperjelas posisi kami terkait isu-isu ini, termasuk fakta bahwa impor kami didasarkan pada faktor pasar dan dilakukan dengan tujuan utama memastikan keamanan energi penduduk India yang berjumlah 1,4 miliar jiwa,” kata Jaiswal dalam sebuah pernyataan resmi.
“Kami kembali menegaskan bahwa tindakan ini tidak adil, tidak beralasan, dan tidak masuk akal. India akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasionalnya.”
India mulai mengimpor minyak dari Rusia karena pasokan yang biasa didapatkannya telah dialihkan ke Eropa setelah pecahnya konflik Rusia-Ukraina, dan “AS pada saat itu secara aktif mendorong India untuk melakukan impor tersebut demi memperkuat stabilitas pasar energi global,” bunyi pernyataan itu.
Pada 29 Juli, Trump menetapkan batas waktu 10 hari bagi Rusia untuk menyetujui gencatan senjata dengan Ukraina. Tarif hukuman terbaru terhadap barang-barang India itu dianggap sebagai bagian dari kampanye tekanan AS yang menargetkan Rusia.
Laporan: Redaksi

.jpg)








