Perang genosida Israel telah mengakibatkan kerugian dan penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya serta malapetaka kemanusiaan.
New York City, AS (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri (PM) Palestina pada Senin (23/9) mengutuk “perang genosida” Israel di Gaza pada pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seraya memohon tindakan segera dari komunitas internasional untuk menghentikan agresi tersebut.
Mohammad Mustafa, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Palestina, menyampaikan hal tersebut saat berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Masa Depan (Summit of the Future) PBB.
“Saat saya berbicara di hadapan Anda saat ini, rakyat kami di Gaza sedang mengalami salah satu babak paling kelam dalam sejarah modern. Selama hampir satu tahun ini, perang genosida Israel telah mengakibatkan kerugian dan penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya serta malapetaka kemanusiaan.”
“Semua ini, yang dilakukan dengan melanggar Piagam dan hukum internasional, mengancam masa depan rakyat Palestina,” kata Mustafa, seraya menambahkan bahwa “komunitas internasional harus segera bertindak untuk menghentikan agresi Israel terhadap rakyat kami dan mengakhiri pendudukan ilegalnya, sesuai dengan hukum internasional dan resolusi PBB yang relevan.”
Pada kesempatan itu, Mustafa juga memuji rakyat Palestina yang dilanda perang atas “ketangguhan luar biasa” yang mereka tunjukkan dalam menghadapi kekejaman yang terus berlangsung, yang menurut Kementerian Kesehatan di Gaza telah menewaskan sedikitnya 41.455 orang hingga Senin (23/9).
“Seperti yang telah terbukti di masa lalu, Palestina dapat mencapai pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan, tetapi kali ini kita harus memastikan bahwa upaya tersebut adil, merata, dan inklusif, memastikan setiap warga negara mendapatkan manfaat yang setara, menjamin masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan bagi semua. Mari kita bertindak bersama, dengan solidaritas dan kerja sama global yang melekat pada Agenda 2030 dan Pakta untuk Masa Depan untuk mengatasi berbagai tantangan yang mengancam umat manusia. Mari kita tetap setia pada prinsip-prinsip yang telah kita tegaskan dalam KTT ini dengan mengembalikan harapan kepada generasi mendatang, termasuk rakyat Palestina yang tidak boleh ditinggalkan.”
Laporan: Redaksi