Penyiar livestreaming digital bernama Yanxi itu telah melakukan livestreaming selama lebih dari 400.000 jam untuk lebih dari 5.000 merek, menarik setidaknya 100 juta penonton.
Beijing, China (Xinhua/Indonesia Window) — “Wah, luar biasa! Saya kira dia manusia sungguhan!” Seorang pengunjung berseru kagum setelah mengetahui bahwa penyiar livestreaming yang menjual produk kecantikan di sebuah layar besar adalah karakter digital.
Penyiar livestreaming digital bernama Yanxi itu telah melakukan livestreaming selama lebih dari 400.000 jam untuk lebih dari 5.000 merek, menarik setidaknya 100 juta penonton, ujar seorang staf di stan raksasa perdagangan elektronik (e-commerce) China, JD.com, dalam Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2024, yang berlangsung pada 12-16 September di Beijing.
Dengan bantuan Yanxi, para penjual dapat menyiapkan sebuah ruang livestreaming e-commerce hanya dalam waktu dua jam, dengan biaya hanya sepersepuluh dari biaya yang dibutuhkan untuk seorang penyiar livestreaming manusia, serta menyediakan layanan nonstop 24 jam setiap hari kepada konsumen.
JD.com juga meluncurkan sebuah platform AI-generated content (AIGC), yang membantu para penjual dalam membuat gambar-gambar produk, salinan pemasaran, dan video produk pendek dengan sekali klik. Inovasi ini membantu meningkatkan efisiensi sebesar lebih dari 90 persen.
Di CIFTIS, terbukti bahwa AI, dengan beragam variasi produknya, membawa vitalitas dan momentum baru bagi sektor e-commerce.
Alibaba.com, raksasa e-commerce lintas perbatasan China, mengumumkan di CIFTIS peluncuran aplikasi komprehensif AI dalam perdagangan luar negeri. Setiap langkah dalam perdagangan lintas perbatasan, seperti pengadaan, pencarian, peluncuran produk, penerimaan, serta logistik, kini terhubung dengan teknologi AI.
Ketika sebuah produk dijual di berbagai negara dan kawasan di Alibaba.com, prioritas model tampilan dan harga yang diberikan kepada penjual akan berbeda, ujar Jiang Lin, head of capital brand di Alibaba.com.
Platform tersebut membantu para penjual untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pasar di berbagai negara dan kawasan melalui mahadata (big data) dan analisis AI, kata Jiang.
Tahun lalu, Alibaba.com meluncurkan teknologi asisten bisnis AI yang kini digunakan oleh lebih dari 30.000 perusahaan skala kecil dan menengah. Asisten bisnis ini dapat secara otomatis menghasilkan serangkaian informasi produk seperti judul, kata kunci, harga, dan gambar sesuai dengan citra produk atau sejumlah kata kunci, sehingga mengurangi waktu bagi penjual untuk memublikasikan barang dari 60 menit menjadi sekitar 60 detik.
Lyu Hongwei, salah satu pendiri Hebei Hangfa Technology Co., Ltd., mengatakan bahwa pekerjaan perusahaan yang membosankan dan repetitif, seperti memublikasikan barang, telah diserahkan kepada asisten bisnis AI itu.
Nilai impor dan ekspor e-commerce lintas perbatasan China mencapai 1,22 triliun yuan pada paruh pertama 2024, atau meningkat 10,5 persen, menurut laporan analisis tentang mahadata pengembangan regional e-commerce China yang dirilis di CIFTIS.
Layanan perdagangan digital di era AI diperkirakan akan menyediakan layanan ekspor satu atap untuk perusahaan-perusahaan, sehingga menciptakan titik pertumbuhan baru untuk perdagangan jasa, kata Liu Guangjun, kepala divisi penjual China di Alibaba.com.
Seiring teknologi digital terus mengalami kemajuan, teknologi itu akan semakin mendorong perkembangan perdagangan jasa global ke depannya, ujar Long Guoqiang, Wakil Kepala Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara China, di CIFTIS.
*1 yuan = 2.170 rupiah
Laporan: Redaksi