Pakar: Dialog antarperadaban penting untuk jaga perdamaian dan pembangunan dunia

Foto dari udara yang diabadikan menggunakan ‘drone’ pada 28 Maret 2024 ini menunjukkan Pelabuhan Hambantota di Sri Lanka. Terletak di selatan Sri Lanka, Pelabuhan Hambantota adalah salah satu proyek utama dalam kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra antara China dan Sri Lanka. (Xinhua/Xu Qin)

Penetapan Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban menggarisbawahi perlunya dialog berkelanjutan untuk menjembatani kesenjangan budaya, yang menyoroti peran penting dialog dalam menjaga perdamaian dunia, mendorong pembangunan bersama, serta meningkatkan kesejahteraan manusia.

 

Kolombo, Sri Lanka (Xinhua) – Penetapan Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban menggarisbawahi perlunya dialog berkelanjutan untuk menjembatani kesenjangan budaya, yang menyoroti peran penting dialog dalam menjaga perdamaian dunia, mendorong pembangunan bersama, serta meningkatkan kesejahteraan manusia, demikian disampaikan seorang pakar urusan internasional Sri Lanka.

Seraya memuji penetapan Hari Internasional untuk Dialog Antar Peradaban, Yasiru Ranaraja, direktur pendiri Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra Sri Lanka, mengatakan kepada Xinhua baru-baru ini bahwa hari tersebut memiliki peran signifikan dalam meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya keberagaman peradaban serta mendorong pertukaran dan kerja sama antarbudaya.

“Selain itu, penetapan hari ini memengaruhi pemerintah dan organisasi internasional untuk membuat dan menerapkan kebijakan yang mendukung keberagaman budaya dan dialog antarbudaya, yang mengarah pada tata kelola global yang lebih komprehensif dan inklusif,” katanya.

Penetapan Hari Internasional untuk
Foto yang diabadikan pada 27 Maret 2024 ini menunjukkan suasana Colombo Port City di Sri Lanka. Terletak di dekat kawasan bisnis terpadu Kolombo, Colombo Port City merupakan proyek unggulan yang dianggap sebagai model kerja sama Sabuk dan Jalur Sutra antara China dan Sri Lanka. (Xinhua/Xu Qin)

Ranaraja mengatakan bahwa China telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pembelajaran bersama dan dialog antarperadaban, terutama melalui inisiatif seperti Inisiatif Peradaban Global (Global Civilization Initiative). Dedikasi negara itu dalam menjaga perdamaian regional dan global telah mendapatkan kepercayaan dari negara-negara tetangga.

Di Sri Lanka, “salah satu contoh pentingnya adalah pendirian Institut Konfusius di Universitas Kolombo, Universitas Kelaniya, dan Universitas Sabaragamuwa di Sri Lanka. Lembaga-lembaga ini tidak hanya memfasilitasi pembelajaran bahasa, tetapi juga mendorong pertukaran lintas budaya dan prinsip saling menghormati,” kata Ranaraja.

Dia menekankan bahwa China tidak hanya menyempurnakan infrastruktur Sri Lanka, tetapi juga memfasilitasi pertukaran budaya dan interaksi antarpekerja dari kedua negara.

“Perkembangan ini mengingatkan kita pada Jalur Sutra yang bersejarah, yang bukan hanya merupakan rute perdagangan tetapi juga merupakan jalur untuk pertukaran budaya dan pembelajaran bersama. Dengan menghubungkan Sri Lanka ke Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, China telah mendukung konektivitas dan kerja sama regional sembari mendorong pemahaman bersama dan dialog antarperadaban,” kata Ranaraja.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan