Penembakan di Richneck Elementary school di Newport News, Virginia, AS, pada 6 Januari lalu, yang melukai seorang guru SD berusia 25 tahun, dilakukan oleh seorang anak laki-laki berusia enam tahun dengan menggunakan senjata api milik ibunya.
New York City, AS (Xinhua) – Sepekan sejak seorang anak laki-laki berusia enam tahun di Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat (AS) bagian timur, mengambil senjata api dari rumahnya, membawanya ke sekolah, dan menembak gurunya, para anggota masyarakat dan pejabat bergumul dengan pertanyaan yang meresahkan: bagaimana bisa anak itu memperoleh akses untuk sebuah senjata api yang terisi peluru?
Polisi berupaya mencari jawaban saat mereka menyelidiki sejumlah peristiwa yang menyebabkan terjadinya insiden penembakan di Richneck Elementary school di Newport News, Virginia, pada 6 Januari lalu, yang melukai seorang guru SD berusia 25 tahun, menurut laporan CNN pada akhir pekan lalu.
Anak laki-laki tersebut, yang diamankan tak lama setelah penembakan, berada di bawah perintah penahanan sementara dan sedang dievaluasi di sebuah rumah sakit, kata pihak kepolisian. Senjata api yang diduga digunakan dalam insiden penembakan itu dibeli secara sah oleh ibu sang anak, yang berpotensi menghadapi dakwaan pada akhir investigasi.
“Ada banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebagai sebuah komunitas,” termasuk “bagaimana bisa anak berusia enam tahun memegang sebuah senjata api (dan) mengetahui cara menggunakannya dengan upaya yang begitu disengaja … Individu-individu yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawabannya,” ujar Wali Kota Newport News Phillip Jones seperti dilansir oleh CNN.
“Ini merupakan insiden penembakan pertama di sebuah sekolah AS pada 2023,” kata laporan itu, “menyoroti apa yang diyakini oleh beberapa pakar kebijakan senjata api sebagai kebutuhan mendesak atas undang-undang nasional yang lebih kuat dan konsisten, yang mewajibkan orang dewasa mengamankan senjata api mereka dari jangkauan anak-anak dan pihak lain yang tidak berhak menggunakannya.”
Laporan: Redaksi