Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Sebuah studi yang dirilis pada Jumat (5/11) oleh sebuah universitas Australia melihat beberapa bencana yang melanda Great Barrier Reef.
Studi tersebut mengemukakan, untuk pertama kalinya bahwa hanya 2 persen dari terumbu karang raksasa itu tidak mengalami proses pemutihan sejak tahun 1998, yang merupakan tahun terpanas di dunia yang pernah dicatat.
Jika pemanasan global dipertahankan hingga 1,5 derajat Celsius, yakni kenaikan maksimum rata-rata suhu global yang menjadi fokus konferensi iklim COP26 Perserikatan Bangsa-Bangsa, maka karang di Barrier Reef akan berubah namun masih bisa berkembang, kata penulis utama studi tersebut, Prof. Terry Hughes dari Australian Research Council’s Centre of Excellence for Coral Reef Studies.
“Jika kita dapat menahan pemanasan global hingga 1,5 derajat pemanasan rata-rata global maka saya pikir kita masih akan memiliki Great Barrier Reef yang hidup,” katanya.
Pemutihan karang adalah respons stres oleh karang yang terlalu panas selama gelombang panas, di mana mereka kehilangan warna dan banyak yang berjuang untuk bertahan hidup.
Delapan puluh persen dari keajaiban yang terdaftar sebagai Warisan Dunia itu telah mengalami pemutihan parah setidaknya sekali sejak 2016, menurut studi oleh James Cook University di negara bagian Queensland Australia.
Studi juga menemukan bahwa karang beradaptasi untuk memiliki ambang batas panas yang lebih tinggi jika mereka selamat dari peristiwa pemutihan sebelumnya, namun kesenjangan antara peristiwa pemutihan telah menyusut, memberi karang lebih sedikit waktu untuk pulih di antara setiap episode.
Australia, yang pekan lalu mengatakan tidak akan mendukung janji yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mengurangi emisi metana, harus berbuat lebih banyak untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, kata Hughes.
“Pemerintah masih mengeluarkan izin untuk tambang batu bara baru dan untuk kesepakatan gas metana baru dan itu sama sekali tidak bertanggung jawab dalam hal tanggung jawab Australia terhadap Great Barrier Reef,” katanya.
Great Barrier Reef terdiri dari lebih dari 3.000 terumbu individu yang membentang sejauh 2.300 km.
Ekosistem tersebut mendukung 65.000 pekerjaan di pariwisata terumbu karang. Secara global, ratusan juta orang bergantung pada kelangsungan hidup terumbu karang untuk mata pencaharian dan ketahanan pangan mereka.
“Jika kita menuju ke 3, 4 derajat pemanasan rata-rata global yang secara tragis berada dalam lintasan kita saat ini, maka tidak akan banyak yang tersisa dari Great Barrier Reef atau terumbu karang lainnya di seluruh daerah tropis,” kata Hughes kepada Reuters.
Sumber: CNN
Laporan: Redaksi