Banner

Menhan Israel sebut “penerus” Nasrallah kemungkinan tewas dalam serangan terbaru Israel di Lebanon

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant (pertama dari kiri, depan), kepala militer Israel Herzi Halevi (kedua dari kiri, depan), dan sejumlah perwira lainnya terlihat di ruang komando bawah tanah Angkatan Udara Israel di Israel pada 27 September 2024 saat pelaksanaan serangan udara yang menargetkan sejumlah markas besar Hizbullah. (Xinhua/Kementerian Pertahanan Israel/Ariel Hermoni)

Pejabat senior Hizbullah, Hashem Safieddine, yang diyakini sebagai calon penerus pemimpin kelompok tersebut, kemungkinan telah terbunuh dalam sebuah serangan udara Israel.

 

Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant pada Selasa (8/10) menyebut bahwa seorang pejabat senior Hizbullah, yang diyakini sebagai calon penerus pemimpin kelompok tersebut, kemungkinan telah terbunuh dalam sebuah serangan udara Israel.

Gallant merujuk pada Hashem Safieddine, seorang ulama senior Syiah yang secara luas dianggap berpotensi menjadi penerus Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah yang tewas pada 27 September lalu dalam serangan udara Israel. Ini menjadi pertama kalinya seorang pejabat Israel mengomentari serangan yang dilaporkan menyasar Safieddine.

Pernyataan menhan Israel itu disampaikan dalam sebuah rapat evaluasi keamanan di markas besar militer Israel di Tel Aviv. Gallant telah menerima laporan tentang operasi darat Israel di Lebanon serta “mengevaluasi kelanjutan serangan-serangan yang menargetkan pemimpin dan komandan lapangan Hizbullah,” demikian bunyi pernyataan dari kantor sang menhan.

“Ketika asap menghilang dari Lebanon, Iran akan mengerti bahwa mereka telah kehilangan aset berharga yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun, yaitu Hizbullah,” kata Gallant.

Banner

Gallant menambahkan, “Setahun setelah perang dimulai, Hamas telah menjadi organisasi yang terlucuti, dan Hizbullah menjadi entitas yang babak belur dan hancur, tanpa kemampuan komando atau kontrol, baik secara politik maupun militer.”

Hizbullah telah kehilangan kontak dengan Safieddine sejak Jumat (4/10) setelah serangan udara Israel menghantam Dahieh, wilayah pinggiran di selatan Beirut. Serangan udara tersebut diluncurkan sepekan setelah Nasrallah terbunuh dalam serangan Israel yang menghantam markas Hizbullah di Dahieh.

Sejak 23 September, Israel telah meluncurkan kampanye serangan udara intensif ke Lebanon, yang diberi nama ‘Panah Utara’(Arrows of the North), yang menandai eskalasi signifikan dalam konflik Israel-Hizbullah.

Aksi saling balas serang yang terjadi sejak 8 Oktober 2023 antara Israel-Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon telah menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya konflik yang lebih luas di tengah perang Hamas-Israel yang masih berlangsung di Gaza.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan