Banner

Pedagang retail di Jerman perkirakan penjualan yang lebih lemah saat Natal

Seorang wanita yang mengenakan masker memilih hidangan penutup di Pasar Natal Frankfurt di Frankfurt, Jerman, pada 22 November 2021. (Xinhua/Lu Yang)

Pedagang retail di Jerman yang memiliki toko di pusat-pusat kota di negara ini menghadapi “tantangan besar dan mengalami penurunan omzet yang besar” pascapandemi COVID-19, hambatan pengiriman, dan inflasi yang tinggi.

 

Berlin, Jerman (Xinhua) – Sekitar 70 persen pedagang retail di Jerman memperkirakan bahwa pendapatan mereka saat Natal akan tetap lebih rendah dari tahun lalu, kata Asosiasi Retail Jerman (HDE) pada Kamis (10/11). Survei tersebut dilakukan terhadap 500 perusahaan.

“Ini masih menjadi masa yang sulit bagi para peretail,” kata Direktur Pelaksana HDE Stefan Genth dalam pernyataannya, seraya menambahkan bahwa penjualan di sektor retail Jerman dipengaruhi oleh “kenaikan harga yang didorong inflasi.”

Penjualan nominal dalam dua bulan terakhir tahun ini diperkirakan akan naik 5,4 persen menjadi sekitar 120,3 miliar euro, sementara penjualan yang disesuaikan dengan harga (price-adjusted sales) akan mencatat penurunan 4 persen secara tahunan (year on year), menurut perkiraan asosiasi tersebut.

Menurut Asosiasi Perdagangan E-Commerce dan Penjualan Jarak Jauh Jerman (BEVH), bisnis retail tradisional mengalami penurunan pendapatan yang lebih tajam dibandingkan aktivitas e-commerce. Bisnis e-commerce sebenarnya diperkirakan akan meraup pendapatan yang mencapai 20 persen lebih banyak tahun ini dibandingkan tahun 2019 sebelum pandemik COVID-19, kata asosiasi itu.

Banner

“Kita masih berbicara tentang dua dunia yang benar-benar berbeda,” kata juru bicara BEVH kepada Xinhua pada Kamis.

Pedagang retail di Jerman
Sejumlah pelanggan memilih produk-produk bertema Natal buatan China di sebuah pasar di Haarlem, Belanda, pada 29 Oktober 2022. (Xinhua/Sylvia Lederer)

Pedagang retail yang memiliki toko di pusat-pusat kota di Jerman menghadapi “tantangan besar dan mengalami penurunan omzet yang besar” pascapandemi COVID-19, hambatan pengiriman, dan inflasi yang tinggi, kata Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) dalam pernyataannya pada Kamis (10/11).

Menyerupai tren di zona euro, yang mengalami kenaikan inflasi sebesar lebih dari 10 persen untuk kali pertama sejak pengenalan mata uang bersama blok tersebut, inflasi di Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, terus meningkat dan mencapai angka 10,4 persen pada Oktober, menurut data resmi.

Akibatnya, lebih dari separuh konsumen Jerman berencana mengeluarkan uang lebih sedikit untuk membeli hadiah tahun ini atau bahkan tidak membeli hadiah sama sekali, menurut survei yang belum lama ini dilakukan oleh lembaga riset pasar YouGov atas nama kantor berita Jerman, dpa.

*1 euro = 15.702 rupiah

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan