Jumlah utang negara-negara Afrika kepada pemberi pinjaman swasta Barat tiga kali lipat dari utang mereka ke China, dan suku bunga pinjaman swasta dua kali lipat dari suku bunga pinjaman China, menjadi bukti bahwa “China bukanlah kreditur terbesar dari utang Afrika,” dan “utang ke China hanya sebagian kecil.”
Washington, AS (Xinhua) – Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS) Qin Gang pada Selasa (13/12) menepis klaim bahwa China menciptakan “perangkap utang” di Afrika, dengan mengatakan bahwa benua tersebut seharusnya menjadi tempat untuk kerja sama internasional, bukan arena persaingan bagi negara-negara besar untuk mendapatkan keuntungan geopolitik.
Pernyataan itu disampaikan Qing menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) yang akan diselenggarakan oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden yang mengumpulkan para pemimpin dari 49 negara Afrika dan Uni Afrika di Washington.
“Bantuan investasi dan pembiayaan China ke Afrika bukanlah perangkap, itu keuntungan,” kata Qin dalam sebuah acara bincang-bincang, yang merupakan bagian dari rangkaian diskusi yang diselenggarakan oleh Semafor jelang KTT AS-Afrika yang dijadwalkan digelar mulai Selasa (13/12) hingga Kamis (15/12). Semafor adalah perusahaan rintisan berita AS yang diluncurkan awal tahun ini.
“Selama beberapa dekade terakhir, China memberikan pinjaman untuk membantu Afrika dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Pekerjaan konstruksi ada di mana-mana di Afrika,” tutur Qin. “Anda dapat melihat rumah sakit, jalan raya, bandar udara, stadion. Jelas, tidak ada perangkat semacam itu. Ini bukan plot. Semuanya transparan, tulus.”
Mengutip sebuah studi yang diterbitkan pada Juli oleh Debt Justice, sebuah kelompok amal Inggris, Qin mengatakan jumlah utang negara-negara Afrika kepada pemberi pinjaman swasta Barat tiga kali lipat dari utang mereka ke China, dan suku bunga pinjaman swasta dua kali lipat dari suku bunga pinjaman China.
Temuan-temuan itu, papar Qin, menjadi bukti bahwa “China bukanlah kreditur terbesar dari utang Afrika,” dan “utang ke China hanya sebagian kecil.”
Menyebut Inisiatif Penangguhan Layanan Utang yang dibentuk oleh Kelompok 20 (Group of 20/G20), Qin mengatakan China merupakan peserta aktif dalam inisiatif tersebut, setelah menangguhkan sebagian besar pembayaran layanan utang di antara anggota G20.
“Kami menyerukan kepada semua kreditur lain, institusi internet multinasional, dan pemberi pinjaman swasta untuk mengambil tindakan aktif untuk mengurangi beban utang negara-negara Afrika dalam prinsip pembagian beban yang adil dan aksi bersama,” tuturnya.
Mengenai KTT AS-Afrika mendatang, sang duta besar mengatakan dirinya ingin melihat Washington “menghasilkan langkah-langkah lebih konkret dan dapat diterapkan” yang bertujuan untuk memfasilitasi pembangunan dan kesejahteraan benua Afrika.
Qin meminta AS untuk bekerja sama dengan China sehingga keduanya, sebagai dua perekonomian terbesar di dunia dan anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dapat menyatukan kekuatan untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan di Afrika, sehingga dapat memikul tanggung jawab bersama mereka sebagai negara besar dan memenuhi harapan masyarakat internasional.
Qing menyebutkan beberapa contoh upaya bersama China-AS yang ditujukan untuk meningkatkan mata pencaharian masyarakat Afrika serta mendorong hubungan ekonomi dan perdagangan mereka dengan negara-negara lainnya di dunia.
Selain bersama-sama membantu rakyat Liberia melawan epidemi Ebola pada 2015, Qin mengatakan kawasan industri tekstil hasil kolaborasi trilateral antara China, AS, dan Ethiopia terbukti menjadi sebuah kisah sukses, yang mendorong ekspor garmen dari negara Afrika bagian timur tersebut ke Eropa dan Amerika Utara.
“Kami perlu memperpanjang, memperluas visi kami, dan mengembangkan kerja sama kami di Afrika,” kata sang duta besar tentang AS dan China. “Ini merupakan salah satu bidang yang sangat menarik untuk dikerjakan kedua negara.”
Laporan: Redaksi