Banner

PBB: 284 juta orang konsumsi narkoba di seluruh dunia pada 2020

Ilustrasi. Pada tahun 2019, setidaknya 494.000 orang meregang nyawa karena narkoba, dengan jumlah orang yang meninggal akibat penggunaan narkoba sintetis mencapai tingkat tertinggi, terutama di AS dan Kanada. (Лечение Наркомании from Pixabay)

Menurut penelitian, ganja adalah obat yang paling banyak digunakan di dunia, dengan 209 juta orang menggunakannya pada tahun 2020.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Setidaknya 284 juta orang antara usia 15 dan 24 tahun konsumsi narkoba di seluruh dunia pada tahun 2020, meningkat 26 persen dibandingkan dekade sebelumnya, kata sebuah laporan PBB yang dirilis pada Senin (27/6).

Laporan Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC), berjudul Laporan Narkoba Dunia 2022, menunjukkan bahwa “anak muda menggunakan lebih banyak narkoba, dengan tingkat penggunaan saat ini di banyak negara lebih tinggi daripada generasi sebelumnya.”

konsumsi narkoba dunia
Ilustrasi. Laporan PBB mencatat, penggunaan zat sintetis, terutama ganja, meningkat di seluruh dunia selama pandemik COVID-19. (Michael Moriarty from Pixabay)

Laporan tersebut mencatat bahwa jumlah orang yang menderita berbagai penyakit akibat penggunaan narkoba telah meningkat menjadi 38,6 juta dalam 10 tahun terakhir.

Menurut penelitian, ganja adalah obat yang paling banyak digunakan di dunia, dengan 209 juta orang menggunakannya pada tahun 2020. Konsumsi ganja telah melonjak sebesar 23 persen dalam dekade terakhir, kata laporan itu.

“Legalisasi ganja di beberapa bagian dunia tampaknya telah mempercepat penggunaan sehari-hari dan dampak kesehatan terkait,” sebut laporan itu.

Menurut laporan PBB, sekitar 61 juta orang kecanduan obat sintetis yang disebut ‘opioid’, sementara sekira 34 juta orang menggunakan zat jenis amfetamin, sekitar 20 juta orang menggunakan ekstasi dan 21 juta menggunakan kokain pada tahun 2020.

Sementara itu, lebih dari 11 juta orang di seluruh dunia tercatat konsumsi narkoba suntik, “sekitar setengah dari jumlah ini hidup dengan hepatitis C, sebanyak 1,4 juta hidup dengan HIV, dan 1,2 juta orang hidup dengan keduanya,” menurut laporan itu.

Orang yang menyuntikkan atau menggunakan narkoba 35 kali lebih mungkin tertular HIV daripada populasi umum, kata laporan itu.

Ada peningkatan nyata dalam jumlah orang yang meninggal karena penggunaan narkoba pada tahun 2020, dan tingkat kematian akibat penyalahgunaan zat meningkat sebesar 17,5 persen antara 2009 dan 2019, tambah laporan tersebut.

Pada tahun 2019, setidaknya 494.000 orang meregang nyawa karena narkoba, dengan jumlah orang yang meninggal akibat penggunaan narkoba sintetis mencapai tingkat tertinggi, terutama di AS dan Kanada.

Opioid dan zat serupa merenggut nyawa 93.000 orang di AS antara 2019 dan 2020.

Laporan itu mengatakan bahwa Afghanistan, Myanmar, dan Meksiko menghasilkan 95 persen dari opium dunia.

“Produksi opium di seluruh dunia tumbuh tujuh persen antara 2020 dan 2021 menjadi 7.930 ton – terutama karena peningkatan produksi di Afghanistan. Namun, area budidaya opium global turun 16 persen menjadi 246.800 pada periode yang sama,” kata PBB.

Tidak ada penurunan yang signifikan dalam penggunaan dan perdagangan narkoba selama pandemik COVID-19, tetapi penggunaan zat sintetis meningkat, terutama ganja, tambah laporan itu. 

Sumber: Anadolu Agency

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan