Pasar Maladewa memberi potensi yang sangat besar untuk produk-produk Indonesia, seperti Indomie, biscuit coklat better, olahan pinang, Kopiko, So Klin detergent, dan sabun cuci B-29.
Jakarta (Indonesia Window) – Kehadiran produk-produk Indonesia di pasar Maladewa memperoleh sambutan positif dari masyarakat maupun para importir setempat.
Pasar Maladewa memberi potensi yang sangat besar untuk produk-produk Indonesia, kata Duta Besar (Dubes) RI untuk Maladewa, Dewi Gustina Tobing, seperti dikutip oleh Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan tertulisnya pada Sabtu.
Dubes Dewi berpesan kepada pada para pengusaha Indonesia agar tidak menjadikan jumlah penduduk Maladewa yang tidak lebih dari 600 ribu jiwa sebagai ukuran.
Maladewa merupakan salah satu negara di kawasan Asia Selatan yang memiliki pendapatan perkapita relatif tinggi, yaitu sekitar 14.500 dolar AS (atau 224 juta rupiah).
Dengan target mendatangkan wisatawan mencapai lebih dari 2,5 juta orang, Maladewa menjadi salah satu pasar potensial bagi produk-produk dan jasa dari Indonesia.
“Maladewa merupakan negara yang hampir 100 persen mengimpor produk-produk dari luar negeri untuk kebutuhan domestik maupun penunjang industri pariwisata dan penetrasi produk ke Maladewa tergolong sangat terbuka dan mudah,” tegas Dubes Dewi.
Untuk itu, Dubes Dewi mengharapkan pengusaha Indonesia lebih aktif untuk memasuki pasar Maladewa. Sebagai catatan, nilai ekspor Indonesia sesuai data Kemendag RI tahun 2022 tercatat sekitar 39 juta dolar AS.
Nilai tersebut masih sangat kecil dibandingkan total nilai impor Maladewa yang per tahunnya berada pada kisaran dua milyar dolar AS.
Untuk itu, peningkatan intensitas interaksi antara pelaku bisnis dari kedua negara melalui forum-forum bisnis seperti pameran Food and Hospitality Asia Maldives (FHAM) 2023 ini diharapkan dapat berdampak pada peningkatan nilai perdagangan kedua negara pada 2023 dan seterusnya.
Para calon buyer atau agen yang mengunjungi booth Indonesia selama penyelenggaraan FHAM 2023 sangat antusias berkomunikasi dan meminta informasi dari KBRI Kolombo, khususnya untuk mengimpor produk-produk secara langsung dari Indonesia.
Pameran tahunan yang diselenggarakan pada 8-10 Mei 2023 tersebut merupakan salah satu pameran industri makanan dan perhotelan terbesar di Maladewa yang dihadiri setidaknya oleh 6.000 pengunjung dengan jumlah booth lebih dari 100 unit.
FHAM 2023 dibuka secara resmi oleh Minister of State for Tourism, Dr Ahmed Salih, pada 7 Mei 2023.
Selain itu, booth Indonesia juga dikunjungi oleh Presiden Maladewa, Ibrahim Mohamed Solih, yang meninjau pameran tersebut pada hari terakhir (10 Mei 2023).
Pada FHAM 2023, KBRI Kolombo (Sri Lanka) merangkap Maladewa telah memfasilitasi beberapa perusahaan Indonesia untuk promosi produk-produk unggulannya kepada para calon buyer, utamanya dari Maladewa.
Beberapa produk yang dipromosikan melalui booth Indonesia berasal dari beberapa perusahaan, antara lain PT Dolphin, PT Mayora, PT Sari Murni Abadi, Orang Tua Group dan Mustika Ratu.
Pada kesempatan yang sama, Redbox Indonesia yang merupakan perusahaan jasa product sourcing serta logistik pengiriman khusus ke Maladewa juga mendukung promosi produk-produk Indonesia.
Di samping itu, KBRI juga secara aktif mempromosikan mekanisme pembelian produk-produk Indonesia dengan sistem consolidated atau multi produk dalam satu pengiriman.
KBRI mencatat beberapa merk dan produk buatan Indonesia yang sudah tersedia di pasar Maladewa, seperti Indomie, biscuit coklat better, olahan pinang, Kopiko, So Klin detergent, dan sabun cuci B-29.
Laporan: Redaksi