Korps Garda Revolusi Islam sebut Iran butuh waktu untuk lakukan pembalasan atas kematian Haniyeh

Foto ini menunjukkan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh (tengah) saat berada di Teheran, Iran, pada 30 Juli 2024. Haniyeh dan seorang pengawalnya tewas di Teheran, ibu kota Iran, kata Korps Garda Revolusi Islam (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC) Iran, pada 31 Juli 2024. (Xinhua/Shadati)

Para pemimpin militer Iran akan merencanakan dengan hati-hati respons mereka atas pembunuhan Haniyeh, yang bertujuan untuk memengaruhi strategi Israel.

 

Teheran, Iran (Xinhua/Indonesia Window) – Waktu yang dibutuhkan bagi Iran untuk melakukan pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mungkin akan “lama,” ungkap Ali-Mohammad Naeini, juru bicara (jubir) Korps Garda Revolusi Islam (Islamic Revolutionary Guard Corps/IRGC) Iran, pada Selasa (20/8).

Pada sebuah konferensi pers di Teheran, Naeini menjelaskan bahwa tidak perlu terburu-buru untuk merespons dan bahwa pengaturan waktu reaksi Iran mungkin akan diperpanjang. Dia mengungkapkan bahwa Israel akan mengalami ketidakpastian saat Iran merencanakan responsnya.

Dia juga menyebutkan bahwa pembalasan Iran kemungkinan tidak serupa dengan operasi-operasi sebelumnya dan berbagai opsi sedang dipertimbangkan.

Jubir IRGC mengeklaim bahwa Israel tidak mencapai tujuannya dengan pembunuhan Haniyeh, seraya menegaskan bahwa “front perlawanan telah menjadi lebih kuat” alih-alih melemah.

Dia meyakinkan bahwa para pemimpin militer Iran akan merencanakan dengan hati-hati respons mereka atas pembunuhan Haniyeh, yang bertujuan untuk memengaruhi strategi Israel.

Orang-orang ambil bagian dalam sebuah aksi unjuk rasa di Kota Hebron, Tepi Barat, pada 31 Juli 2024, untuk menentang pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh. Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Rabu (31/7) mengecam pembunuhan Haniyeh sebagai “tindakan pengecut dan perkembangan yang berbahaya,” serta menyerukan kepada rakyat Palestina untuk “bersatu, bersabar, dan tabah dalam menghadapi Israel,” demikian menurut laporan kantor berita resmi Palestina WAFA. (Xinhua/Mamoun Wazwaz)

Pada Senin (19/8), Wakil Komandan IRGC Ali Fadavi menggambarkan tindakan Israel sebagai “kejahatan besar” dan memperingatkan akan adanya respons yang lebih keras dibandingkan dengan pembalasan Iran sebelumnya pada April lalu, yang terjadi usai serangan terhadap Kedutaan Besar Iran di Damaskus, menurut kantor berita semiresmi Iran, Fars.

Fadavi menyatakan bahwa respons tersebut akan datang pada waktu dan tempat yang tepat dan bahwa Iran akan memutuskan kapan dan bagaimana mereka bertindak.

Haniyeh, yang berkunjung ke Iran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, pada 31 Juli lalu tewas bersama seorang pengawalnya saat kediaman mereka di Teheran diserang. Iran menyalahkan Israel atas serangan tersebut dan berjanji memberikan respon yang keras.

Israel belum mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya dalam serangan tersebut.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan