Jakarta (Indonesia Window) – Pangsa pasar IoT (Internet of Things) di Indonesia diperkirakan berkembang pesat dan akan mencapai nilai 444 triliun rupiah pada tahun 2022, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa.
Nilai tersebut disumbang dari konten dan aplikasi sebesar 192,1 triliun rupiah, disusul platform 156,8 triliun rupiah, perangkat IoT 56 triliun rupiah, serta network dan gateway 39,1 triliun rupiah.
“Bisa dibayangkan perkembangan pesat ini merupakan kesempatan bagi kita semua,” tutur menteri.
Proyek infrastruktur telekomunikasi Palapa Ring diharapkan bisa menopang akses internet berkecepatan tinggi dan menjadi solusi bagi konektivitas di tanah air.
“Dengan begitu, tidak akan ada permasalahan dalam konektivitas IoT, baik dengan konektivitas langsung (dari end device ke server atau cloud) atau dari gateway ke server atau cloud,” jelas Menteri Agus.
Sementara itu, Kementerian Perindustrian telah mengajak sektor Industri Kecil Menengah (IKM) agar bisa melek digital sejak tahun 2017 dengan meluncurkan program e-Smart IKM.
Langkah tersebut bertujuan memperkenalkan dan membiasakan pelaku IKM nasional dalam memanfaatkan e-commerce atau digital platform agar mereka bisa lebih fleksibel sekaligus memperluas penetrasi pasar dalam menjual produk.
“Kemenperin juga mempunyai program Startup4Industry yang berjalan dengan baik. Secara ekonomis, pemanfaatan teknologi dari program bisa dirasakan oleh seluruh industri, baik IKM maupun industri besar,” kata menteri.
Dia menambahkan, di awal peluncuran Making Indonesia 4.0 pada tahun 2018, lima sektor prioritas telah ditetapkan, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan busana, otomotif, kimia, serta elektronik.
Belakangan ini Kemenperin menambahkan dua sektor lagi, yaitu industri farmasi dan alat kesehatan yang mengalami permintaan tinggi di masa pandemik COVID-19.
Laporan: Redaksi