Banner

Perusahaan Swiss luncurkan pabrik penyedot CO2 dari udara

Pabrik direct air capture (DAC) skala besar yang dikembangkan oleh perusahaan rintisan Swiss Climeworks AG mampu menyedot 36.000 ton CO2 per tahun dari udara. (Climeworks/YouTube/tangkapan layar)

“Pabrik direct air capture (DAC) skala besar kedua akan dibangun di Islandia dalam 18-24 bulan, dengan kapasitas menyedot 36.000 ton CO2 per tahun dari udara.”

 

Jakarta (Indonesia Window) – Perusahaan rintisan Swiss Climeworks AG yang bergerak di bidang teknologi iklim pada Rabu meluncurkan pembangunan pabrik skala besar – dan akan menjadi pabrik (plant) terbesar di dunia – sebagai penyedot karbon dioksida (CO2) dari udara dan menyimpannya di bawah tanah.

Pembangunan fasilitas itu dimulai pada Rabu, kata perusahaan, seraya menambahkan bahwa pabrik direct air capture (DAC) skala besar kedua akan dibangun di Islandia dalam 18-24 bulan, dengan kapasitas menyedot 36.000 ton CO2 per tahun dari udara.

Angka itu adalah bagian dari 36 miliar ton emisi CO2 terkait energi yang dihasilkan di seluruh dunia tahun lalu. 

Banner

Pabrik penyedot karbon dioksida tersebut terdiri atas sekitar 80 blok besar kipas dan filter yang menyedot udara dan mengekstrak CO2, yang kemudian dicampur dengan air oleh perusahaan penyimpan karbon Islandia dan diinjeksikan ke bawah tanah di mana reaksi kimia mengubahnya menjadi batu. Proses ini akan didukung oleh pembangkit energi panas bumi terdekat.

pabrik penyedot co2 swiss
Pabrik penyedot karbon dioksida terdiri atas 80 blok besar kipas dan filter yang menyedot udara dan mengekstrak CO2, yang kemudian dicampur dengan air dan diinjeksikan ke bawah tanah di mana reaksi kimia mengubahnya menjadi batu.

Co-CEO Climeworks AG, Christoph Gebald, mengatakan setelah pabrik ini diluncurkan, perusahaannya bermaksud untuk membangun fasilitas yang jauh lebih besar dengan kemampuan menangkap sekitar setengah juta ton CO2 per tahun. Perusahaan kemudian mereplikasi beberapa pabrik dengan kapasitas yang sama, didukung oleh pembiayaan proyek, menjelang akhir dekade. 

Pabrik bernama Mammoth tersebut sebagian dibiayai oleh putaran pembiayaan 627 juta dolar AS (sekira 9,3 triliun rupiah) yang diumumkan Climeworks pada bulan April. 

Perusahaan itu juga menjual kredit penghilangan karbon termahal di dunia hingga senilai 1.000 euro per ton, kepada pembeli termasuk Microsoft, Audi dan Boston Consulting Group.

“Ini adalah biaya untuk meningkatkan (fasilitas),” kata Gebald kepada Reuters. “Ini, bisa dikatakan, investasi yang harus kita lakukan sebagai perusahaan untuk bergerak maju.”

Di seluruh dunia saat ini ada 18 fasilitas penangkapan udara langsung, menurut Badan Energi Internasional. 

Banner

Pada akhir tahun 2024, perusahaan minyak AS Occidental juga berencana meluncurkan fasilitas DAC skala besar, untuk mengumpulkan 1 juta ton CO2 per tahun.

Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim PBB (IPCC) mengatakan bahwa teknologi energi yang intensif dan mahal seperti DAC akan diperlukan untuk menghilangkan CO2 dalam skala besar sepanjang beberapa dekade mendatang, untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius dan menghindari dampak iklim yang semakin parah. 

Heleen De Coninck, seorang penulis dan profesor IPCC di Universitas Teknologi Eindhoven Belanda, mengatakan DAC harus didukung oleh energi bebas CO2 agar bermanfaat, dan tidak boleh menggantikan pengurangan mendesak dalam emisi gas rumah kaca.

Sumber: Reuters

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan