Banner

Opini: Vietnam semakin menegaskan peran pentingnya di ASEAN

Foto yang diabadikan pada 30 Desember 2021 ini menunjukkan gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta. (Xinhua/Xu Qin)

Jakarta (Indonesia Window) – Setelah hampir tiga dekade bergabung dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Vietnam memainkan peran yang semakin penting dan menjadi sangat diperlukan dalam organisasi tersebut.

Mekanisme ASEAN telah menciptakan kondisi bagi Vietnam untuk menunjukkan perannya dan meningkatkan posisi internasionalnya.

Secara khusus, pandemik COVID-19 menyebabkan pergolakan besar di kawasan dan dunia, tetapi juga menciptakan peluang bagi Vietnam untuk memainkan peran yang menentukan di ASEAN.

Selama hampir 30 tahun bergabung dengan ASEAN, Vietnam telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan organisasi ini dalam hal politik, ekonomi, budaya dan sosial.

Partisipasi Vietnam, yang berkontribusi pada perluasan ASEAN dengan bergabungnya Laos dan Kamboja, menjadikan ASEAN benar-benar mewakili Asia Tenggara di kancah internasional.

Segera setelah itu, Vietnam menunjukkan peran penghubungnya dengan membawa kelompok ekonomi terbelakang di ASEAN seperti CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam) ke dalam pembangunan bersama seluruh blok melalui Hanoi Action Plan (1997) dan Hanoi Declaration tentang bagaimana mempersempit kesenjangan pembangunan (2001).

Vietnam, yang juga memberikan kontribusi signifikan guna mempromosikan penandatanganan Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak (DOC) di Laut China Selatan (LCS) yang dikenal di Vietnam dengan sebutan Laut Timur, berkoordinasi dengan negara-negara lain untuk menerbitkan Piagam ASEAN; berhasil menjabat sebagai Ketua Komite Tetap ASEAN (2001) dan Ketua ASEAN (2010) dengan banyak nilai positif.

Vietnam telah meluncurkan banyak inisiatif untuk mempromosikan hubungan internal dan eksternal, seperti pembentukan mekanisme ASEAN Defense Ministers’ Meeting Plus (ADMM+) pada 2010, mekanisme ASEAN+, perluasan ASEAN Defense Ministers’ Meeting (ADMM+) pada 2010, mekanisme ASEAN+, perluasan ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM+) 2010.

East Asia Summit (KTT Asia Timur) dengan partisipasi Rusia dan Amerika Serikat (2010), membentuk ASEAN Community (2015).

Upaya tersebut, yang telah membantu memperkuat posisi internasional ASEAN pada umumnya dan Vietnam pada khususnya, membawa manfaat besar bagi negara itu dalam aspek keamanan-politik dan posisi internasional, menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan Vietnam.

Kondisi yang menguntungkan tersebut membantu Vietnam menangani tantangan di kawasan dan di dunia.

Terlihat bahwa sejak bergabung dengan ASEAN, Vietnam selalu menunjukkan peran aktif dan bertanggung jawab, membantu memperluas dan memperkuat kohesi ASEAN serta meningkatkan kemampuan ASEAN di segala bidang.

Selain itu, Vietnam terus meningkatkan kapasitasnya serta prestise dan suaranya di arena internasional melalui bentuk-bentuk integrasi internasional, seperti partisipasi dalam organisasi dan forum internasional serta terpilih untuk posisi penting dalam mekanisme internasional.

Semua ini adalah dasar. Ini merupakan dasar penting bagi Vietnam untuk mengambil peran utama di ASEAN.

Salah satu tujuan dasar dan transparan Vietnam ketika bergabung dengan ASEAN adalah keinginan untuk menjaga lingkungan keamanan yang damai dan stabil di kawasan.

Namun, persaingan strategis antar negara-negara besar pada masa lalu di kawasan ini telah memberikan dampak yang signifikan bagi peran sentral ASEAN serta peran Vietnam, di samping memastikan perdamaian dan keamanan di LCS (Laut Timur) serta mempromosikan penyelesaian negosiasi Kode Etik (Code of Conduct/COC) yang penting, tidak hanya untuk Vietnam tetapi juga untuk perdamaian, stabilitas dan kemakmuran negara-negara anggota ASEAN.

Selama bertahun-tahun, citra Vietnam yang selalu berupaya melestarikan, menyeru dan menghubungkan semua pihak untuk membangun lingkungan yang damai dan stabil di LCS menjadi tumpuan bagi ASEAN pada umumnya, serta negara-negara lain yang bersengketa di kawasan.

Vietnam terus-menerus mempromosikan solusi damai, kooperatif dan setara untuk perselisihan di LCS berdasarkan hukum internasional, terutama Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982).

Pada 4 November 2022, ASEAN dan China merayakan 20 tahun penandatanganan DOC (declaration on the conduct). Ini merupakan upaya ASEAN dan China untuk bekerja sama mencari solusi atas perbedaan di LCS.

Proses negosiasi COC masih berlangsung dan ada sinyal positif baik dari ASEAN maupun China.

Dapat dikatakan bahwa tidak hanya Vietnam tetapi juga negara-negara anggota ASEAN, terutama yang memiliki klaim di LCS, ingin bergerak menuju COC yang substantif dan efektif di mana para pihak menemukan titik temu, dan bekerja sama untuk kebaikan bersama.

Peran Vietnam dalam krisis politik di Myanmar ditegaskan dan ditunjukkan dengan jelas dengan menyerukan semua pihak untuk menahan diri, merundingkan perdamaian dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang yang tidak bersalah.

Baru-baru ini, pada Pertemuan Khusus Menteri Luar Negeri ASEAN pada 27 Oktober, Vietnam sepakat untuk mempertahankan pandangan konsensus lima poin yang diadopsi oleh para pemimpin ASEAN pada April 2021 untuk menyelesaikan krisis politik di Myanmar.

Vietnam adalah anggota aktif di ASEAN yang ingin terhubung dan bekerja sama dengan negara-negara anggota perhimpunan tersebut guna membangun blok yang semakin kuat dan sejahtera.

Atasi COVID-19

Selama tiga tahun terakhir, dunia telah mengalami banyak perubahan, terutama terkait dengan kasus pandemik COVID-19. Vietnam telah bahu-membahu dengan negara-negara di kawasan dan dunia untuk mengusir epidemi, mengatasi kesulitan bersama, serta bekerja sama dalam pemulihan ekonomi.

Sejauh ini, Vietnam dianggap sebagai salah satu titik terang dalam hal pengendalian epidemi dan hasil pembangunan ekonomi yang mengesankan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Vietnam adalah salah satu negara teratas dengan cakupan vaksinasi Covid-19 tertinggi di dunia dan dalam perkembangan sosial ekonomi.

Dapat dikatakan bahwa mencapai efisiensi dalam pencegahan dan pengendalian epidemi COVID-19 tidak hanya membantu memastikan sumber daya internal Vietnam, tetapi juga mempertahankan dan meningkatkan posisi internasional negara tersebut.

Perekonomian Vietnam tumbuh 5,2 persen pada kuartal keempat tahun 2021, 5,1 persen pada kuartal pertama tahun 2022, dan 7,7 persen pada kuartal kedua tahun 2022, seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen dan jumlah wisatawan internasional yang meningkat.

Namun, prospek positif ini masih bergantung pada meningkatnya risiko yang mengancam prospek pemulihan.

Risikonya antara lain adalah perlambatan pertumbuhan atau stagnasi inflasi di pasar ekspor utama, berlanjutnya guncangan harga komoditas dunia dan gangguan pada rantai pasokan global atau munculnya jenis baru COVID-19, di samping tantangan domestik, termasuk kekurangan tenaga kerja, meningkatnya risiko inflasi, dan meningkatnya risiko di sektor keuangan.

Menurut Bank Dunia (World Bank), pemulihan ekonomi Vietnam telah meningkat pesat dalam enam bulan terakhir, berkat sektor manufaktur dan pemrosesan yang kuat serta pemulihan yang kuat dari sektor jasa.

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan meningkat tajam dari 2,6 persen pada 2021 menjadi 7,5 persen pada 2022, sementara inflasi diperkirakan meningkat rata-rata 3,8 persen tahun ini.

Pada kesempatan peringatan 45 tahun Vietnam menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada 21 Oktober, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres mengunjungi Vietnam dan membuat penilaian yang mengesankan atas perkembangan luar biasa di masa lalu.

Guterres berbicara tentang tiga hal yang paling mengesankan selama 45 tahun aksesi Vietnam ke PBB. Secara khusus, pada saat bergabung dengan PBB, Vietnam sedang menghadapi masalah kemiskinan, dan saat ini negara tersebut dikenal sebagai perekonomian yang dinamis.

Posisi Vietnam semakin meningkat dan suara Vietnam semakin dihargai di PBB. Kedua, Vietnam semakin aktif berpartisipasi dalam pasukan penjaga perdamaian PBB. Harus ditegaskan bahwa operasi pemeliharaan perdamaian adalah kegiatan terpenting PBB.

Ketiga, Vietnam merupakan salah satu negara yang serius melaksanakan tujuan pembangunan PBB, khususnya pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah bagi banyak negara di dunia.

Hasil yang luar biasa tersebut menunjukkan tanggung jawab dan upaya Vietnam kepada ASEAN, dalam rangka meningkatkan peran, citra dan suara ASEAN di forum multilateral internasional.

Ini adalah kontribusi besar Vietnam bagi ASEAN yang diakui oleh anggota perhimpunan tersebut, dan upayanya membantu untuk lebih meningkatkan peran dan prestise Vietnam di ASEAN.

Penulis: Mohammad Anthoni

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan