Neta merakit mobil terbarunya, Neta V-II, di pabrik lokal dan telah memenuhi standar minimal kandungan bahan lokal sebesar 40 persen, kemudian menargetkan peningkatan standar tersebut menjadi 60 persen pada tahun depan.
Jakarta (Xinhua) – Pemerintah Indonesia mendorong empat produsen mobil listrik asal China yang telah memiliki pabrik di Indonesia yaitu Wuling, Chery, Neta, serta Sokonindo (DFSK dan Seres) untuk menggenjot ekspor, khususnya di segmen mobil listrik setir kanan.
Dalam pertemuan dengan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (RI) belum lama ini, keempat perusahaan tersebut menyambut baik harapan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan ekspor, baik melalui penambahan volume maupun jumlah negara tujuan ekspor dari pabrik-pabrik di Indonesia.
“Perusahaan sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan listrik setir kanan untuk diekspor ke 54 negara pengguna mobil setir kanan,” kata Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang usai bertemu dengan para pelaku industri otomotif China di Beijing pada Rabu (12/6).
Pemerintah RI juga mendorong para pelaku industri otomotif asal China untuk dapat melibatkan produsen komponen dalam negeri dari hulu ke hilir, sehingga dapat mewujudkan target seluruh mata rantai produksi berada di Indonesia.
Neta merakit mobil terbarunya, Neta V-II, di pabrik lokal dan telah memenuhi standar minimal kandungan bahan lokal sebesar 40 persen, kemudian menargetkan peningkatan standar tersebut menjadi 60 persen pada tahun depan. Sementara itu, Wuling telah menjadikan Indonesia sebagai basis manufaktur terbesarnya di luar China dengan telah melakukan ekspor ke 11 negara.
Pemerintah berharap Wuling dapat meningkatkan jumlah negara tujuan ekspornya dan membantu Indonesia menjadi pusat manufaktur kendaraan listrik di kawasan. Selain itu, Sokonindo dan Chery juga telah memiliki pabrik di tanah air.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian RI, saat ini Sokonindo memiliki kapasitas produksi 50.000 unit, Wuling 120.000 unit, dan Chery mampu memproduksi hingga 8.000 unit, sementara Neta memiliki rencana produksi sebesar 9.300 unit.
Selain empat merek tersebut, pendatang baru BYD juga akan membangun pabrik di lahan seluas 108 hektare di Subang, Provinsi Jawa Barat.
Laporan: Redaksi