Jakarta (Indonesia Window) – Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2021 tercatat surplus 2,59 miliar dolar AS, dengan nilai total ekspor 17,70 miliar dolar dan impor 15,11 miliar dolar.
Tren surplus tersebut tercatat selama 15 bulan berturut-turut, mengindikasikan bahwa ekonomi nasional semakin membaik, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono pada konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan komoditas, penyumbang surplus terbesar pada Juli 2021 adalah lemak dan minyak hewan atau nabati, diikuti bahan bakar mineral, serta besi dan baja.
Menurut Margo, dari tren sepanjang 15 bulan, surplus tertinggi tercatat pada Oktober 2020 dengan nilai 3,58 miliar dolar AS. Sementara itu, data pada 2021 menunjukkan surplus tertinggi terjadi pada Mei 2021 sebesar 2,70 miliar dolar AS.
Selain itu, perdagangan Indonesia dengan sejumlah negara juga mengalami surplus, di antaranya dengan Amerika Serikat dengan nilai 1,27 miliar dolar AS, Filipina 533 juta dolar AS, dan Malaysia 397,5 juta dolar AS.
Kendati demikian, perdagangan Indonesia juga mengalami defisit dengan beberapa negara, yaitu China 844,5 juta dolar AS, Australia 448,1 juta dolar AS, dan dengan Thailand 271,1 juta dolar AS.
Maka secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juli 2021 mengalami surplus senilai 14,42 miliar dolar AS.
Laporan: Redaksi