AS akan pantau akun media sosial milik pemohon visa pelajar

Misi diplomatik AS akan meninjau media sosial dan keberadaan daring para pemohon visa pelajar itu untuk mengamati “segala indikasi permusuhan terhadap warga negara, budaya, pemerintah, institusi, atau prinsip-prinsip pendirian AS.”
Washington, Amerika Serikat (Xinhua/Indonesia Window) – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Rabu (18/6) memberikan arahan kepada para misi diplomatiknya untuk memantau media sosial dan keberadaan daring semua warga negara asing (WNA) yang mengajukan visa pelajar.
Misi diplomatik AS akan meninjau media sosial dan keberadaan daring para pemohon visa pelajar itu untuk mengamati “segala indikasi permusuhan terhadap warga negara, budaya, pemerintah, institusi, atau prinsip-prinsip pendirian AS,” menurut sebuah surat kawat departemen yang dikutip oleh media AS.
“Berdasarkan pedoman baru, kantor-kantor konsuler akan melakukan pemeriksaan yang komprehensif dan menyeluruh terhadap semua pemohon visa pelajar dan peserta pertukaran,” ujar departemen tersebut.
Pemeriksaan ini akan berlaku bagi para pemohon visa pelajar yang baru maupun yang mengajukan permohonan kembali, dan pemohon yang menolak mengubah pengaturan privasi akun media sosial mereka menjadi “publik” dapat ditolak.
Pada Rabu, departemen itu juga memberikan otorisasi kepada kantor-kantor perwakilannya di luar negeri untuk melanjutkan proses bagi WNA yang mengajukan visa pelajar, yang telah ditangguhkan sejak 27 Mei.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 25 Mei lalu mengatakan bahwa dia menginginkan “nama dan negara asal” dari setiap mahasiswa asing yang terdaftar di Universitas Harvard.
Data Harvard menunjukkan bahwa hingga semester musim gugur 2023, mahasiswa asing mencakup lebih dari 27 persen dari total mahasiswa yang terdaftar. Universitas tersebut saat ini memiliki hampir 6.800 mahasiswa dan cendekiawan internasional dari 140 lebih negara dan kawasan, yang sebagian besar dari mereka sedang menempuh studi tingkat pascasarjana.
Mahasiswa asing merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi institusi-institusi pendidikan tinggi di AS.
Laporan: Redaksi