MER-C akan mengirimkan relawannya ke Turkiye dalam upaya merespon bencana dahsyat tersebut dan memfasilitasi aspirasi masyarakat Indonesia.
Jakarta (Indonesia Window) – Organisasi sosial kemanusiaan MER-C tengah menyiapkan tim bedah untuk bantu para korban gempa bermagnitudo 7,8 pada Senin (6/2) yang mengguncang Turkiye bagian selatan dan dirasakan hingga Suriah dan Lebanon.
Gempa terjadi sekitar pukul 4 dini hari waktu setempat di mana sebagian besar orang masih terlelap tidur, sehingga banyak yang tidak dapat menyelamatkan diri, dan ribuan orang meninggal dunia serta ribuan lainnya mengalami luka-luka.
Data sementara menyebutkan, sampai Rabu (8/2), jumlah korban tewas akibat gempa telah mencapai 7.926 orang, terdiri atas 5.894 di Turki dan 2.032 di Suriah.
Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah karena masih banyak warga yang tertimbun reruntuhan bangunan, dan mereka sedang menunggu proses evakuasi dan pertolongan.
Besarnya kekuatan gempa dan dampak kerusakan yang ditimbulkan menjadikan bencana ini sebagai bencana terbesar dalam satu abad terakhir yang melanda Turkiye, setelah gempa bumi Erzincan pada 1939 yang diperkirakan menewaskan 33,000 orang.
Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu, MER-C mengucapkan duka cita yang mendalam kepada Pemerintah dan rakyat Turkiye, khususnya para korban gempa dan keluarganya.
Semoga korban tewas mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan dan korban luka-luka bisa segera pulih kembali, dengan harapan korban-korban lainnya bisa segera ditemukan dan mendapat pertolongan.
“Kami berdoa yang terbaik bagi negara Turkiye agar dapat segera bangkit dari tragedi kemanusiaan ini, ” kata dr Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium MER-C Indonesia.
Merespon bencana dahsyat tersebut dan dalam rangka memfasilitasi aspirasi masyarakat Indonesia melalui MER-C, sebagai lembaga kegawatdaruratan medis untuk korban perang, konflik dan bencana alam, organisasi tersebut akan mengirimkan relawannya yang merupakan Tim Bedah ke Turkiye.
Tim tersebut terdiri atas dokter spesialis bedah orthopedi, dokter anastesi, dokter umum, perawat bedah dan perawat.
Di tengah cuaca dingin yang ekstrim di Turkiye saat ini, penyakit akut dan kronik non-bedah juga akan sangat mungkin cepat meningkat dan berpotensi fatal bagi kelompok rentan (anak, ibu hamil dan lansia).
Untuk itu, MER-C akan melengkapi timnya dengan spesialis non-bedah seperti dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis anak untuk mendukung dokter umum dalam menangani kasus-kasus tersebut.
Tim awal MER-C ditargetkan berangkat dalam waktu secepatnya, tentative pada Sabtu (11/2) ke lokasi bencana untuk turut memberikan bantuan bagi para korban.
Koordinasi dengan berbagai pihak baik di Indonesia maupun di negara tujuan tengah dilakukan agar dapat menyalurkan amanah serta aspirasi masyarakat Indonesia bagi korban bencana gempa di Turkiye.
Laporan: Redaksi