Jakarta (Indonesia Window) – Isu keamanan di kawasan dan multilateralisme menjadi salah satu topik diskusi dalam pertemuan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan timpalannya dari AS, Michael R Pompeo, di Jakarta pada Kamis.
“Saya angkat pentingnya penguatan multilateralisme yang membawa manfaat bagi semua negara,” kata Menlu RI dalam pernyataan pers.
Dalam pertemuan tersebut Retno menyebutkan komitmen Indonesia dan ASEAN dalam menjaga perdamaian, stabilitas dan kemakmuran di kawasan, yang secara jelas tercermin dalam Pernyataan Menteri Luar Negeri ASEAN pada 8 Agustus 2020.
“Selama lebih dari 50 tahun, ASEAN telah memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan,” ujarnya, seraya menegaskan bahwa ASEAN juga berkomitmen dalam mempromosikan kerja sama Indo-Pasifik yang terbuka, inklusif, transparan, dan berbasis aturan.
“Saya membagikan sejumlah kegiatan yang kita lakukan dalam mengembangkan platform untuk mempromosikan dialog dan kerja sama di bawah ASEAN Outlook on the Indo Pacific,” tutur Retno.
Selain itu, Retno dan Pompeo juga membahas masalah Palestina.
“Saya menyebutkan bahwa isu ini dekat dengan hati orang Indonesia. Saya menegaskan kembali posisi Indonesia dalam isu ini, termasuk prinsip solusi dua negara,” kata Menlu RI.
Kedua menlu juga sepakat untuk memperkuat kerja sama di operasi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), termasuk pemberdayaan pasukan penjaga perdamaian perempuan.
“Sebagai cerminan komitmen kita dalam operasi penjagaan perdamaian, saya berikan satu contoh, bahwa Indonesia siap mempertahankan kapal angkatan lautnya di Lebanon selama enam bulan lagi,” jelas Retno.
Indonesia dan AS juga membahas kolaborasi di Afganistan.
Menlu RI mengatakan Indonesia mengapresiasi kepemimpinan AS yang membawa perdamaian di Afghanistan, dan Indonesia siap untuk berkontribusi lebih banyak lagi, khususnya dalam isu-isu yang terkait dengan pemberdayaan perempuan.
Kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, ke Indonesia adalah bagian dari perjalanannya pada 25-30 Oktober 2020, termasuk ke India, Sri Lanka dan Maladewa.
Laporan: Redaksi