Banner

Hamas konfirmasi serahkan proposal perjanjian damai ke mediator, termasuk gencatan senjata 5 tahun

Warga Palestina mencari korban selamat setelah serangan artileri Israel di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, pada 2 Mei 2025. Sedikitnya 32 warga Palestina tewas dan banyak orang lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak fajar pada Jumat (2/5), menurut laporan Pertahanan Sipil daerah kantong tersebut. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Mengalahkan Hamas merupakan tujuan utama Israel dan menjadi prioritas dibandingkan pembebasan para sandera.

 

Gaza, Palestina (Xinhua/Indonesia Window) – Pemimpin senior Hamas, Abdul Rahman Shadid, pada Jumat (2/5) mengonfirmasi kelompok tersebut telah menyerahkan kepada para mediator sebuah proposal untuk kesepakatan damai komprehensif di Gaza, yang mencakup gencatan senjata selama lima tahun.

Dalam pernyataan pers, Shadid mengungkapkan kelompok tersebut pada 17 April telah menyerahkan proposal yang mengusulkan perjanjian komprehensif yang mencakup penghentian permanen “agresi” Israel, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pencabutan blokade Israel, masuknya bantuan dan pertolongan ke Gaza, serta rekonstruksi daerah kantong tersebut.

Proposal itu mencakup kesepakatan yang mengarah pada pembebasan seluruh sandera di Gaza secara sekaligus dengan pertukaran sejumlah tahanan Palestina yang disepakati, bersama dengan gencatan senjata yang berlaku selama lima tahun, dengan jaminan regional dan internasional, serta pembentukan komite independen untuk mengelola Gaza, kata Shadid.

Lebih lanjut dia menjelaskan komite yang diusulkan untuk memerintah Gaza pascaperang akan terdiri dari para teknokrat independen dengan kewenangan dan tanggung jawab penuh, sesuai dengan usulan Mesir untuk membentuk komite dukungan masyarakat, guna mengelola urusan Gaza tanpa campur tangan politik langsung dan menjamin keamanan serta pelayanan bagi warga Palestina selama masa kritis tersebut.

Banner

Namun, Shadid menyebut pemerintah Israel “menolak visi kelompok tersebut, bersikeras memisahkan persoalan, dan menolak berkomitmen untuk mengakhiri perang, dengan tetap berpegang pada kebijakan pembunuhan, kelaparan, dan penghancuran, bahkan dengan mengorbankan nyawa tentara mereka sendiri yang ditahan di Gaza.”

Pada Senin (28/4), lembaga penyiaran milik negara Israel, Kan TV, melaporkan Israel telah “resmi menolak” proposal gencatan senjata lima tahun dengan Hamas, yang mencakup pembebasan semua sandera Israel yang ditahan di Gaza.

Pada Kamis (1/5), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan mengalahkan Hamas merupakan tujuan utama Israel dan menjadi prioritas dibandingkan pembebasan para sandera.

Israel mencegah masuknya barang dan pasokan ke Gaza pada 2 Maret setelah berakhirnya fase pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas pada Januari. Fase kedua belum dapat diterapkan karena kedua belah pihak belum mencapai kesepakatan.

mengalahkan Hamas merupakan tujuan
Warga Palestina menerima makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Gaza City pada 2 Mei 2025. Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Dekat (UNRWA) pada Jumat (2/5) menyatakan bahwa blokade Israel yang sedang berlangsung semakin memperburuk situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, khususnya berdampak pada perempuan dan anak-anak. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Pada 18 Maret, Israel melanjutkan operasi militernya di daerah kantong tersebut. Otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Kamis melaporkan sedikitnya 2.326 warga Palestina tewas dan 6.050 orang lainnya terluka sejak Israel kembali melancarkan serangan intensif.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan