Pasar ekspor Qatar akan terus dibuka oleh pemerintah, guna meningkatkan nilai perdagangan dengan negara Teluk tersebut yang sejauh ini masih mencatat defisit bagi Indonesia sebesar 498,25 juta dolar.
Jakarta (Indonesia Window) – Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan bertolak dan memimpin delegasi misi dagang Indonesia ke Qatar dalam upaya melaksanakan mandat Presiden Joko Widodo untuk menggarap pasar ekspor negara-negara nontradisional.
Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus melakukan penetrasi pasar ekspor ke negara-negara nontradisional dan memanfaatkan perjanjian dagang dengan negara-negara mitra guna meningkatkan ekspor nasional, kata Mendag Zulkifli dalam peryataan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
“Kunjungan kerja ke Qatar ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan ekspor dengan membuka akses pasar dan mengoptimalkan potensi dan peluang di negara-negara nontradisional yang masih bisa digarap,” ujar mendag.
Qatar merupakan anggota Dewan Kerja Sama Teluk (The Gulf Cooperation Council/GCC), katanya, seraya menambahkan, saat ini Indonesia sudah mengusulkan studi kelayakan bersama (joint feasibility study) tentang Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Indonesia-GCC CEPA).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengungkapkan, kinerja perdagangan antara Indonesia dan Qatar masih mencatatkan defisit bagi Indonesia.
Pada periode Januari-Juli 2022, nilai total perdagangan Indonesia dengan negara anggota GCC tersebut tercatat sebesar 758,07 juta dolar AS, kata Didi.
Nilai total perdagangan kedua negara pada periode tersebut meningkat 29,02 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, namun, Indonesia masih mencatat defisit perdagangan sebesar 498,25 juta dolar.
Sementara pada 2021, total perdagangan kedua negara senilai 892,95 juta dolar dengan defisit bagi Indonesia sebesar 458,61 juta dolar.
Ekspor nonmigas Indonesia ke Qatar pada 2021 tercatat sebesar 217,1 juta dolar atau tumbuh 32,17 persen.
Produk ekspor utama Indonesia ke negara teluk tersebut meliputi platform pengeboran terapung, otomotif dan bagiannya, produk besi baja, alat kesehatan, kertas dan kertas toilet, tableware, makanan dan minuman, serta kayu lapis.
Sementara impor nonmigas Indonesia dari Qatar pada 2021 tercatat sebesar 138,3 juta dolar. Produk impor utama Indonesia dari Qatar yaitu belerang, aluminium yang tidak ditempa, polimer etilen, alkohol asiklik, dan natrium hidroksida.
“Melihat posisi neraca perdangan kedua negara tersebut, Misi Dagang Indonesia ke Qatar menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memperkecil defisit perdagangan tersebut. Dengan misi dagang ini diharapkan nilai ekspor Indonesia ke Qatar akan terus meningkat,” pungkas Didi.
Dalam rangkaian misi dagang yang dijadwalkan berlangsung pada 9-10 Oktober 2022 tersebut, Mendag Zulkifli direncanakan menghadiri forum bisnis dan membuka penjajakan kesepakatan dagang (business matching).
Tercatat 11 pelaku usaha turut berpartisipasi pada misi dagang kali ini. Produk andalan Indonesia yang dibawa antara lain kelapa sawit dan turunannya, produk kertas, otomotif, baterai, makanan dan minuman, dekorasi rumah, produk kerajinan, garmen, dan produk kecantikan.
*1 dolar AS = 15.291 rupiah
Laporan: Redaksi