Banner

Krisis kemanusiaan di Tanduk Afrika kian meluas dan mendalam

Seorang wanita yang menggendong anak terlihat di sebuah desa yang terdampak kekeringan di Kota Laisamis, Marsabit County, Kenya, pada 26 Agustus 2022. (Xinhua/Dong Jianghui)

Malanutrisi di Tanduk Afrika telah mencapai titik kritis, dengan sekitar 5,1 juta anak di seluruh daerah yang terdampak kekeringan di Ethiopia, Kenya, dan Somalia, mengalami kekurangan gizi akut pada 2023, dengan implikasi yang mengerikan bagi kesehatan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup mereka.

 

Addis Ababa, Eithiopia (Xinhua) – Setelah lima kali beruntun mengalami periode hujan di bawah rata-rata, krisis kemanusiaan di Tanduk Afrika kian meluas dan mendalam, demikian diperingatkan Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Bersama dengan ketidakamanan dan volatilitas ekonomi makro, dampak kekeringan pada ketahanan pangan dan nutrisi telah mendatangkan bencana, kata WFP dalam rencana respons kekeringan regionalnya untuk Tanduk Afrika yang dirilis pada Senin (23/1) malam waktu setempat.

Di seluruh Ethiopia, Kenya, dan Somalia, diperkirakan saat ini ada 22 juta orang yang mengalami kondisi rawan pangan akut akibat kekeringan, ungkap WFP.

Malanutrisi di Tanduk Afrika
Kawanan sapi pergi setelah minum air di sebuah titik sumber air di Kota Laisamis, Marsabit County, Kenya, pada 27 Agustus 2022. (Xinhua/Dong Jianghui)

WFP memperingatkan tentang situasi malanutrisi kritis, dengan sekitar 5,1 juta anak di seluruh daerah yang terdampak kekeringan di ketiga negara itu mengalami kekurangan gizi akut pada 2023, dengan implikasi yang mengerikan bagi kesehatan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup mereka.

Banner

“Yang mengkhawatirkan, hujan pada Maret-Mei 2023 mendatang juga diperkirakan di bawah rata-rata. Jika hujan ini gagal, dan bantuan kemanusiaan tidak diberikan dalam skala besar, kerawanan pangan akan terus memburuk,” ujar WFP memperingatkan.

WFP lebih lanjut menekankan bahwa terlepas dari bagaimana curah hujan pada 2023, kebutuhan kemanusiaan yang sangat tinggi akan tetap ada di sepanjang 2023 sementara pemulihan penuh dari kekeringan separah ini akan memakan waktu bertahun-tahun.

Malanutrisi di Tanduk Afrika
Sejumlah wanita menunggu sumbangan makanan di Samburu County, Kenya, pada 30 Maret 2022. (Xinhua/Chrispinus Omar)

Untuk mengatasi kelaparan dan malanutrisi di Tanduk Afrika yang disebabkan oleh kekeringan parah di seluruh kawasan tersebut, WFP mengatakan pihaknya mengejar pendekatan jalur ganda yang terintegrasi, yaitu memenuhi kebutuhan pangan dan nutrisi yang menyelamatkan jiwa sekaligus membangun ketahanan terhadap variabilitas iklim yang ekstrem.

WFP mengatakan sejak pertengahan 2021, pihaknya telah meningkatkan lebih dari dua kali lipat bantuan kemanusiaan di seluruh daerah yang terdampak kekeringan di Tanduk Afrika, dari 4 juta menjadi lebih dari 8,8 juta penerima bantuan pangan setiap bulan.

Namun, WFP menggarisbawahi bahwa kebutuhan kemanusiaan terus melampaui ekspansi substansial WFP.

Sementara itu, WFP mengajukan dana mendesak sebesar 2,4 miliar dolar AS untuk membantu mencegah krisis kemanusiaan besar pada 2023 di seluruh Tanduk Afrika dan mendukung 8,8 juta orang yang terdampak kekeringan dengan bantuan kemanusiaan bulanan.

Banner

WFP menyebut bahwa tindakan respons kini diperlukan demi mencegah bencana kemanusiaan, mencegah penderitaan, melindungi martabat, dan menyelamatkan jiwa.

*1 dolar AS = 14.945 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan