Provinsi Balochistan di Pakistan barat daya adalah provinsi yang terdampak paling parah kedua, dengan lebih dari 9 juta penduduk dan 31 distrik dilanda banjir.
Jakarta (Indonesia Window) – Lebih dari 33 juta orang dan 72 distrik terdampak oleh bencana banjir yang tengah melanda Pakistan akibat hujan monsun musim ini yang dimulai pada pertengahan Juni, kata Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional (National Disaster Management Authority/NDMA) negara itu.
Menurut laporan yang dirilis oleh NDMA pada Ahad (28/8) malam waktu setempat, Provinsi Sindh di Pakistan selatan masih menjadi wilayah yang terdampak paling parah setelah 23 distriknya dan lebih dari 14,5 juta orang terdampak banjir.
Laporan itu menambahkan bahwa Provinsi Balochistan di Pakistan barat daya adalah provinsi yang terdampak paling parah kedua, dengan lebih dari 9 juta penduduk dan 31 distrik dilanda banjir.
Negara itu mengalami peningkatan curah hujan sebesar 188 persen di sepanjang musim ini hingga 28 Agustus jika dibandingkan dengan rata-rata curah hujan selama tiga dekade terakhir, sebut laporan itu. Disebutkan pula bahwa rata-rata curah hujan dalam periode 30 tahun di Pakistan adalah 135 mm, sedangkan pada musim monsun ini angka tersebut naik menjadi 390 mm.
NDMA mengatakan bahwa Provinsi Sindh mencatat peningkatan curah hujan sebesar 470 persen, dengan 697 mm pada musim ini jika dibandingkan dengan rata-rata curah hujan 122 mm dalam 30 tahun terakhir, diikuti oleh Provinsi Balochistan yang mengalami peningkatan sebesar 411 persen.
Bantuan kemanusiaan
Tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meningkatkan responsnya atas hujan lebat dan bencana banjir di seluruh Pakistan yang dilaporkan telah menewaskan lebih dari 1.000 warga, demikian disampaikan juru bicara PBB pada Senin (29/8).
Bersama dengan pemerintah Pakistan, PBB merencanakan bantuan darurat (flash appeal) sebesar 160 juta dolar AS untuk kegiatan bantuan secepatnya guna memenuhi kebutuhan kelompok yang paling rentan, kata Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Bantuan tersebut akan diluncurkan pada Selasa (30/8) secara bersamaan dari Jenewa dan Islamabad, kata Dujarric dalam konferensi pers harian.
PBB telah memobilisasi sekitar 7 juta dolar AS termasuk mengarahkan kembali program dan sumber daya yang telah ada guna memenuhi kebutuhan yang paling mendesak, imbuhnya.
Pemberian bantuan yang sedang berlangsung meliputi bantuan makanan dan nutrisi, pasokan dan layanan medis, air bersih, dukungan kesehatan ibu, vaksinasi ternak, dan penampungan.
Selain itu, Dana Tanggap Darurat Pusat PBB telah mengalokasikan 3 juta dolar AS untuk menyediakan layanan kesehatan, nutrisi, makanan, air, sanitasi, dan kebersihan bagi mereka yang paling membutuhkannya, lanjut Dujarric.
*1 dolar AS = 14.814 rupiah
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi