Jakarta (Indonesia Window) – Pihak berwenang Afghanistan pada Kamis masih terus berjuang untuk mencapai daerah terpencil yang dilanda gempa bumi berkekuatan 6,1 yang menewaskan 1.000 korban jiwa, pada Rabu pagi (22/6) waktu setempat.
Jaringan dan fasilitas omunikasi yang tidak memadai dan kurangnya jalan yang layak menghambat upaya penyelamatan itu, kata para pejabat.
Gempa berkekuatan 6,1 mengguncang pegunungan gersang dengan sejumlah pemukiman kecil di dekat perbatasan dengan Pakistan, sekitar 160 kilometer tenggara ibu kota Kabul.
“Kami tidak dapat menjangkau daerah itu, jaringannya terlalu lemah, kami terus mencoba untuk mendapatkan informasi terbaru,” kata Mohammad Ismail Muawiyah, juru bicara komandan militer Taliban di provinsi Paktika yang paling parah dilanda bencana, kepada Reuters.
Gempa itu menewaskan sekitar 1.000 orang dan melukai 1.500 lainnya, katanya. Lebih dari 3.000 rumah hancur.
Dengan jumlah korban tersebut, gempa ini menjadi yang paling mematikan di Afghanistan dalam dua dekade, menurut data pemerintah AS.
Sekitar 600 orang telah diselamatkan dari berbagai daerah yang terkena dampak pada Rabu malam, kata pejabat manajemen bencana.
Kota Gayan, dekat dengan pusat gempa, mengalami kerusakan paling parah dengan sebagian besar bangunan berdinding lumpur rusak atau runtuh total, kata tim Reuters.
Kota itu, dengan hanya jalan yang paling sederhana, ramai dengan tentara Taliban dan ambulans ketika sebuah helikopter yang membawa pasokan bantuan mendarat di dekatnya, menimbulkan pusaran debu yang besar. Sekitar 300 orang duduk di tanah menunggu pasokan.
Operasi penyelamatan itu akan menjadi ujian besar bagi otoritas Taliban, yang mengambil alih pemerintahan pada Agustus lalu setelah dua dekade perang. Sanksi atas Taliban telah memutusnya dari banyak bantuan internasional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Program Pangan Dunia (WFP) mengirim makanan dan peralatan logistik ke daerah-daerah yang terkena dampak, dengan tujuan membantu 3.000 rumah tangga.
“Rakyat Afghanistan sudah menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya menyusul konflik selama beberapa dekade, kekeringan parah dan penurunan ekonomi,” kata Gordon Craig, wakil direktur WFP di Afghanistan.
“Gempa bumi hanya akan menambah kebutuhan kemanusiaan yang sudah sangat besar yang mereka tanggung setiap hari,” imbuhnya.
Sementara itu, Jepang dan Korea Selatan mengatakan berencana untuk mengirim bantuan.
Sebagian besar Asia Selatan aktif secara seismik karena lempeng tektonik yang dikenal sebagai lempeng India mendorong lempeng Eurasia ke arah utara.
Pada tahun 2015, gempa bumi melanda daerah terpencil di timur laut Afghanistan, menewaskan beberapa ratus orang di Afghanistan dan Pakistan utara di dekatnya.
Sumber: Reuters
Laporan: Redaksi