Kerja sama multilateralisme antara China, Rusia, dan Indonesia akan membantu mendorong terciptanya perdamaian dan stabilitas di kawasan, di tengah pemulihan ekonomi dunia yang lamban dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Jakarta (Xinhua) – Kerja sama antara China, Rusia, dan Indonesia akan membantu mendorong proses multilateralisme serta mendorong perdamaian dan stabilitas kawasan, kata diplomat senior China Wang Yi di Jakarta pada Rabu (12/7).
Sebagai perwakilan dari emerging market dan anggota kunci Kelompok 20 (G20), China, Rusia, dan Indonesia memiliki kepentingan bersama untuk melakukan pertukaran dan kerja sama di antara ketiga negara, kata Wang, Direktur Kantor Komisi Sentral untuk Urusan Luar Negeri, dalam pertemuan tripartit dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Wang mencatat bahwa dunia sedang mengalami percepatan perubahan yang belum pernah terlihat dalam satu abad, ditambah pemulihan ekonomi dunia yang lamban dan meningkatnya ketegangan geopolitik, tetapi mengejar perdamaian, pembangunan, dan kerja sama merupakan tren yang tak terelakkan.
Negara-negara perlu memperkuat solidaritas dan koordinasi, mempraktikkan multilateralisme sejati dan bersama-sama mengatasi risiko dan tantangan, dalam upaya membangun komunitas dengan masa depan bersama untuk kemanusiaan, tutur Wang.
Sebagai mitra dialog Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), China mendukung struktur kerja sama regional yang berpusat pada ASEAN dan mendukung negara-negara ASEAN dalam menjaga kerja sama Asia Timur ke arah yang benar, serta upaya mereka mempercepat pembangunan Komunitas ASEAN, imbuh Wang.
Lavrov dan Retno berbagi pandangan tentang situasi internasional dan regional saat ini.
Mereka percaya bahwa pertemuan tersebut merupakan sebuah upaya yang bermanfaat untuk mengadakan dialog dan pertukaran trilateral, yang mewakili konsensus mereka mengenai pemeliharaan sentralitas ASEAN dan ASEAN Way. Mereka juga sepakat menjaga komunikasi terkait hal ini.
Ketiga pihak juga saling bertukar pandangan tentang ketahanan pangan dan energi, mencatat bahwa tata kelola global harus ditingkatkan guna memastikan kelancaran rantai pasokan global serta ketahanan pangan dan energi negara-negara berkembang.
Laporan: Redaksi